Kotawaringin Utara memiliki sumber daya alam melimpah yang dapat menjadi pendorong utama pembangunan ekonomi.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kabupaten Pahungalodu Terus Bergerak
Perkebunan kelapa sawit yang luas menjadi sektor unggulan dengan kontribusi besar terhadap pendapatan daerah.
Selain itu, wilayah ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata alam dan budaya.
Namun, keberhasilan pemekaran wilayah tidak hanya bergantung pada potensi ekonomi semata.
Pemerintah daerah baru harus mampu menyusun rencana pembangunan yang terintegrasi, melibatkan masyarakat lokal, dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan hidup.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Tantangan Pembentukan Kabupaten Sumba Selatan
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kabupaten Sumba Timur Jaya Makin Kencang
Isu lingkungan menjadi salah satu tantangan utama dalam rencana pemekaran Kabupaten Kotawaringin Utara.
Wilayah ini menghadapi berbagai permasalahan lingkungan, seperti deforestasi akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan, dan kerusakan habitat satwa liar.
Deforestasi menjadi perhatian serius karena dapat mengancam keanekaragaman hayati serta meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan longsor.
Selain itu, kebakaran hutan yang sering terjadi di Kalimantan Tengah memberikan dampak buruk tidak hanya bagi kesehatan masyarakat tetapi juga bagi kualitas udara regional.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Provinsi Kupang Raya Gantikan Nama NTT Dan Sisa 4 Daerah
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Usulan Pembentukan Provinsi Timor Barat Kembali Menyeruak
Pemerintah daerah baru nantinya harus merumuskan kebijakan yang ramah lingkungan, seperti memperketat izin perkebunan, melaksanakan program reboisasi, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.