PALPOS.ID - Festival Seni Tradisi Sumatera Selatan (Sumsel) 2025 yang berlangsung selama dua hari di Anjungan Sumsel, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, resmi ditutup pada Minggu (6/7/2025) sore.
Penutupan dilakukan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Drs H. Edward Candra MH, disaksikan oleh para pelaku seni, pengunjung, dan tamu undangan dari berbagai daerah.
Festival yang mengusung semangat pelestarian budaya ini menampilkan ragam seni tradisional dari empat kabupaten, yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), Muara Enim, dan Musi Rawas.
Keempat daerah tersebut menampilkan pertunjukan seni tari, musik tradisional, hingga atraksi budaya khas yang memperkaya khazanah budaya Sumsel.
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Salurkan Santunan 10 Muharram dan Dorong Posbakum di Desa Talang Buluh
Dalam sambutannya, Sekda Edward Candra menyampaikan apresiasi tinggi kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumsel yang dinilai berhasil menyelenggarakan event budaya penuh makna.
“Festival ini bukan sekadar perayaan budaya, tapi panggung penting untuk mengenali, menghargai, dan mencintai warisan leluhur kita.
Terima kasih kepada seluruh seniman, budayawan, UMKM, dan masyarakat yang telah terlibat aktif,” ujar Edward.
Ia mengusulkan agar festival semacam ini bisa digelar secara bergilir di seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Selatan, sehingga semangat pelestarian budaya dapat merata dan berdampak secara langsung terhadap pengembangan pariwisata lokal.
BACA JUGA:Peringati 10 Muharam, Herman Deru Ajak Masyarakat Jadikan Momentum Perubahan dan Kepedulian Sosial
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Salurkan Santunan 10 Muharram dan Dorong Penguatan Bantuan Hukum di Desa
“Saya harap setiap daerah bisa menyelenggarakan festival serupa secara rutin.
Selain memperkuat identitas budaya, hal ini juga bisa menumbuhkan ekonomi kreatif dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Festival ini tidak hanya menyajikan pertunjukan seni, tetapi juga menyuguhkan talk show bertema pelestarian aksara ulu, yang dipandu oleh komunitas penggiat aksara kuno dari Sumatera Selatan.
Tak ketinggalan, sesi diskusi mengenai pengembangan ekonomi kreatif bersama perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif turut memperkaya wawasan peserta dan pengunjung.
BACA JUGA:Anjungan Sumsel di TMII Disulap Jadi Panggung Budaya Festival Seni Tradisi 2025
BACA JUGA:Retret Laskar Pandu Satria Tanamkan Nilai Disiplin dan Anti-Kekerasan bagi Pelajar Sumsel
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel dalam laporannya mengatakan bahwa Festival Seni Tradisi ini merupakan bagian dari strategi promosi kebudayaan yang harus berkelanjutan.
“Kami ingin Sumsel dikenal tidak hanya karena sumber daya alamnya, tapi juga kekayaan budayanya yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberlangsungan festival ini akan memperkuat identitas budaya masyarakat Sumsel serta memperluas jejaring antar pelaku seni dan budaya, baik dari dalam maupun luar daerah.
Acara penutupan juga dihadiri oleh Ketua Dekranasda Sumsel, Hj. Febrita Lustia Herman Deru, Ketua Dharma Wanita Persatuan Sumsel, Desi Edward Candra, serta sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumsel.
Mengakhiri sambutannya, Edward Candra berharap agar Festival Seni Tradisi ini dapat menjadi ruang kreatif yang mendorong regenerasi budaya di tengah masyarakat, serta meningkatkan daya saing sektor pariwisata Sumatera Selatan.
“Sumsel berbudaya, Sumsel berdaya saing,” tutup Edward dengan penuh optimisme.