PALPOS.ID – Di balik warna hitam pekatnya, rawon menyimpan sejarah panjang dan cita rasa yang telah memikat jutaan lidah selama berabad-abad.
Makanan khas Jawa Timur ini bukan sekadar sajian daging sapi berkuah, melainkan representasi budaya, tradisi, dan warisan leluhur yang tak lekang oleh waktu.
Rawon dikenal sebagai salah satu ikon kuliner dari Surabaya dan sekitarnya.
Kuahnya yang berwarna hitam pekat berasal dari kluwek, sejenis buah dengan daging biji yang difermentasi dan diolah hingga menghasilkan rasa khas: gurih, agak asam, dan sedikit pahit.
BACA JUGA:Nasi Goreng Solaria : Lezatnya Makanan Khas Indonesia yang Mendunia
BACA JUGA:Pecak Ikan Nila, Kuliner Khas Betawi yang Kian Diminati di Tengah Tren Makanan Modern
Cita rasa inilah yang menjadikan rawon unik dibandingkan sup atau semur lainnya.
Sejarah rawon diperkirakan telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Berdasarkan beberapa catatan dan tradisi lisan, rawon dulu disebut sebagai “rawon hitam” dan menjadi bagian dari sajian kerajaan.
Kombinasi antara daging sapi dan kluwek dianggap mewah dan berkelas, karena kluwek sendiri tidak tumbuh di semua daerah dan harus melalui proses pengolahan yang rumit agar aman dikonsumsi.
BACA JUGA:Oseng Genjer : Masakan Tradisional yang Kembali Populer di Tengah Tren Kuliner Modern
BACA JUGA:Bistik Ayam, Alternatif Lezat dan Sehat yang Kian Diminati Masyarakat