BANYUASIN, PALPOS.ID – Dalam rangka mempererat tali silaturahmi antara SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan insan pers yang tergabung dalam Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumatera Selatan, SKK Migas Perwakilan Sumbagsel kembali menggelar Media Field Trip FJM 2025.
Kegiatan tahun ini dilaksanakan di Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, pada pertengahan Agustus 2025.
Kegiatan media field trip ini menjadi ajang rutin yang digelar SKK Migas bersama KKKS di Sumatera Selatan, dengan tujuan memperkuat hubungan baik dengan insan media, sekaligus memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai peran industri hulu migas dalam mendukung pembangunan nasional, khususnya di wilayah Sumbagsel.
Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas, Syafei Safri SH, menegaskan bahwa kegiatan Media Field Trip bukan hanya agenda tahunan biasa, melainkan sebuah wadah penting untuk memperkuat komunikasi konstruktif antara industri hulu migas dengan insan pers.
“Ini bukan hanya rutinitas tahunan, melainkan wadah untuk mempererat hubungan dan membangun komunikasi konstruktif antara industri hulu migas dengan insan pers,” ujarnya.
Syafei menambahkan, media memegang peranan vital di era digital.
Dengan derasnya arus informasi, publik membutuhkan informasi yang akurat, berimbang, dan bermanfaat.
Dalam konteks itu, insan pers memiliki peran ganda, yaitu sebagai mitra strategis industri migas sekaligus penghubung informasi bagi masyarakat luas.
BACA JUGA:Bupati Askolani dan Wabup Netta Launching Perdana Tabur Benih IP 300 di Karang Agung Ilir
BACA JUGA:Hadiri Tahun Baru Islam di Air Batu Banyuasin, Herman Deru Tekankan Makna Doa dan Silaturahmi
“Sehingga teman-teman jurnalis kami tempatkan bukan hanya sebagai mitra, tapi sebagai bagian penting dalam mendukung kelancaran operasi migas dan memperluas manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Lebih jauh, Syafei menuturkan bahwa keberlangsungan kegiatan hulu migas tidak hanya berbicara soal pencapaian target produksi.
SKK Migas bersama KKKS juga menempatkan kegiatan ini dalam kerangka besar pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden RI H Prabowo Subianto.
Salah satu cita-cita pembangunan nasional yang ditekankan Presiden adalah mewujudkan kemandirian energi sekaligus meningkatkan lifting migas nasional.
BACA JUGA:Jembatan Rusak Diperbaiki, Warga Pulau Rimau Sambut Antusias Langkah Bupati Banyuasin
Oleh karena itu, SKK Migas bersama KKKS di Sumatera Selatan memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keberlanjutan operasi hulu migas sekaligus mendorong pencapaian target produksi.
“SKK Migas bersama KKKS memiliki tanggung jawab menjaga keberlanjutan operasi hulu migas sekaligus mencapai target, meningkatnya angka produksi dan lifting khususnya di wilayah Sumbagsel,” ujar Syafei.
Namun, ia menegaskan bahwa pencapaian target produksi bukanlah satu-satunya tujuan.
Ada aspek lain yang juga menjadi perhatian serius, yakni keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah operasi migas.
Pada Media Field Trip 2025 ini, SKK Migas bersama KKKS mengajak jurnalis untuk melihat langsung program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang digelar di Desa Sungsang IV. Desa ini dikenal sebagai salah satu wilayah pesisir yang memiliki potensi sekaligus tantangan lingkungan yang besar.
Menurut Syafei, SKK Migas bersama KKKS berkomitmen kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program-program berbasis keberlanjutan.
“Melalui kegiatan ini pula, kami ingin membuktikan bahwa hulu migas dapat berjalan beriringan dengan komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan.
Realisasi penanaman pohon mangrove yang telah dilakukan oleh SKK Migas-KKKS merupakan bukti nyata komitmen tersebut,” jelasnya.
Penanaman mangrove bukan hanya simbolis, melainkan langkah nyata menjaga ekosistem pesisir, melestarikan lingkungan, serta mendukung mata pencaharian masyarakat lokal yang bergantung pada hasil laut.
“Harapan kami melalui kegiatan ini dapat tercipta kolaborasi yang berkelanjutan antara SKK Migas-KKKS, pemerintah daerah, masyarakat, dan rekan-rekan media,” imbuh Syafei.
Dengan menanam mangrove, SKK Migas dan KKKS ingin menunjukkan bahwa aktivitas hulu migas tidak hanya sebatas eksplorasi dan produksi, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi.
Melalui kegiatan ini, SKK Migas berharap akan lahir hubungan yang semakin erat antara industri migas dengan insan pers.
Dengan komunikasi yang konstruktif, diharapkan semua pihak dapat bekerja sama mendukung keberlanjutan energi nasional, menjaga kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi migas.
“Harapan kami, kegiatan ini bukan hanya menjadi acara seremonial tahunan, tetapi terus berlanjut dalam bentuk kolaborasi nyata yang memberikan manfaat bagi semua pihak,” pungkas Syafei.
Sementara itu, Ketua Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel, H Oktaf Riady SH, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan Media Field Trip yang kembali digelar oleh SKK Migas-KKKS.
“Kami, teman-teman FJM, sangat berterima kasih sekali. Hubungan baik yang terjalin selama delapan tahun ini berjalan dengan sangat baik.
Media Field Trip selalu menjadi wadah yang memperkuat kebersamaan antara jurnalis dengan SKK Migas dan KKKS,” ungkap Oktaf.
Menurutnya, kegiatan semacam ini memberikan pengalaman langsung bagi jurnalis untuk melihat aktivitas hulu migas sekaligus program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan perusahaan migas di lapangan.
Dengan begitu, pemberitaan yang dihasilkan akan lebih komprehensif, berimbang, dan mendukung transparansi industri.
Kegiatan Media Field Trip juga menegaskan kembali posisi strategis jurnalis sebagai mitra utama SKK Migas dan KKKS.
Di tengah derasnya informasi digital, jurnalis diharapkan mampu menjadi penyalur informasi yang kredibel, bukan sekadar menyampaikan berita, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai arti penting industri hulu migas.
Dengan memahami tantangan dan strategi yang dilakukan industri migas, jurnalis dapat menuliskan berita yang tidak hanya informatif tetapi juga membangun pemahaman publik mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan energi nasional.
Kegiatan Media Field Trip di Desa Sungsang IV juga menunjukkan pentingnya kolaborasi multi pihak.
Tidak hanya melibatkan SKK Migas dan KKKS, tetapi juga pemerintah daerah, masyarakat lokal, serta jurnalis.
Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa keberadaan industri migas membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
Program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan, seperti penanaman mangrove, merupakan contoh konkret bagaimana kolaborasi tersebut menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan. (abu)