Siswa SMKN 1 Indralaya Selatan Demo Tuntut Kepala Sekolah Dicopot, Ada Dugaan Korupsi hingga Pelecehan Sekual

Siswa SMKN 1 Indralaya Selatan Demo Tuntut Kepala Sekolah Dicopot, Ada Dugaan Korupsi hingga Pelecehan Sekual

Para siswa SMK N 1 Indralya Selatan Gelar Aksi Demo-Foto:dokumen palpos-

OGANILIR, PALPOS.ID – Ribuan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, menggelar aksi unjuk rasa dan mogok belajar pada Senin, 6 Oktober 2025.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan Kepala Sekolah, Eddy Dharmansyah, yang mereka nilai menimbulkan banyak permasalahan di lingkungan sekolah.

Dalam aksi tersebut, para siswa menuntut agar Eddy Dharmansyah segera dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah. 

Selain itu, terdapat sekitar 12 tuntutan lain yang turut disuarakan, di antaranya dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pungutan liar terhadap dana Program Indonesia Pintar (PIP), serta ketidakjelasan pembagian seragam sekolah.

BACA JUGA:Mantan Anggota DPRD Ogan Ilir Alami Serempetan Mobil, Alami Luka, Berujung Saling Lapor Polisi

BACA JUGA:Empat Perwira Polres Ogan Ilir Resmi Berganti, Ada Kapolsek Hingga Kasat Reskrim

Aksi protes tersebut dimulai dengan longmarch dari Lapangan Permiri Meranjat 1 menuju halaman SMKN 1 Indralaya Selatan

Ribuan siswa berjalan sambil membawa spanduk dan poster berisi berbagai tuntutan, termasuk seruan agar kepala sekolah segera diganti. 

Suasana aksi berlangsung tertib namun penuh semangat, dengan sorakan dan yel-yel menuntut perubahan di lingkungan sekolah mereka.

Ketua OSIS SMKN 1 Indralaya Selatan, Kelvin, menyampaikan bahwa selama masa kepemimpinan Eddy Dharmansyah, banyak kebijakan yang dianggap merugikan siswa.

BACA JUGA:Tragedi Penembakan di Ogan Ilir, Pria di Desa Mekar Sari Tewas

BACA JUGA:Salurkan Bantuan Pasca Kebakaran Rumah di Sungai Pinang III, Ini Pesan Wabub Ardani

“Selama beliau menjabat, ada dugaan korupsi dana BOS, seragam yang belum diterima meski sudah dibayar, dan pemotongan dana PIP sebesar Rp50 ribu per siswa,” ujarnya kepada wartawan.

Lebih jauh, Kelvin mengungkapkan bahwa terdapat dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu tenaga kependidikan di sekolah tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: