Untuk mendukung kebijakan ini, APP Group akan menerapkan sistem pemantauan yang ketat, praktik pelaporan yang transparan, membentuk unit restorasi baru dan panel penasihat eksternal, serta berkonsultasi dengan badan ilmiah maupun ahli independen untuk memastikan hasil yang nyata dan terukur.
APP Group juga akan berkolaborasi dengan para mitra untuk mendampingi dan membimbing upaya konservasi dan restorasi di seluruh operasi dan lanskap tempat mereka beroperasi.
Pendekatan ini dirancang untuk menciptakan nilai lingkungan dan sosial yang berkelanjutan di seluruh jaringan operasi dan para pemasok.
Dalam 24 bulan ke depan, APP akan terus mengembangkan dan memperkuat Kebijakan Sumber Daya Manusia dan Kebijakan Produksi, serta memastikan bahwa kebijakan tersebut memenuhi standar global.
“Melalui Regenesis dan Kebijakan Hutan Positif kami ini, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk memastikan bahwa pertumbuhan kami berjalan seiring dengan regenerasi lanskap dan kesejahteraan komunitas yang bergantung didalamnya, ujar Andrie S Yapsir, Presiden Direktur PT APP Purinusa Ekapersada.
Respon dari organisasi lingkungan juga mewarnai peluncuran di Jakarta.
CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda, mengatakan bahwa, Komitmen pendanaan sangat penting, karena kita semua tahu bahwa proses ini tidak akan murah dan juga tidak mudah.
Bagi banyak dari kami yang telah lama bekerja di bidang konservasi dan isu sosial, kami paham bahwa konservasi adalah permainan jangka panjang.
Konservasi merupakan isu kompleks di Indonesia, terutama di daerah seperti Sumatra yang memiliki banyak komunitas.
Hal ini membuat saya lebih optimistis bahwa APP benar-benar siap menaruh investasi nyata untuk konservasi, katanya.
Pandangan serupa disampaikan Direktur Regional Asia Tenggara Tropical Forest Alliance yang bernaung di bawah World Economic Forum, Rizal Algamar.