PALPOS.ID - Popularitas camilan khas Sunda, Basreng Pedas, atau Bakso Goreng Pedas, kian melejit dalam beberapa tahun terakhir.
Dari jajanan pinggir jalan hingga kemasan premium di rak supermarket, Basreng Pedas kini telah menjelma menjadi salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia, terutama di kalangan anak muda.
Berawal dari makanan ringan yang biasa dijual di warung atau kantin sekolah, Basreng kini naik kelas.
Inovasi rasa, pengemasan modern, dan strategi pemasaran digital membuat camilan ini mengalami transformasi luar biasa.
BACA JUGA:Makaroni Kering Pedas : Cemilan Kekinian Yang Kembali Ngetren Di Kalangan Milenial
BACA JUGA:Cilok Pedas Saus Kacang : Camilan Jalanan yang Makin Digemari di Berbagai Kalangan
Dalam satu survei pasar camilan lokal 2025 yang dilakukan oleh Asosiasi UMKM Kuliner Indonesia (AUKI), Basreng Pedas menempati posisi ketiga camilan lokal terlaris setelah keripik singkong dan seblak kering.
Basreng merupakan akronim dari Bakso Goreng, yaitu bakso yang dipotong kecil lalu digoreng kering hingga renyah.
Camilan ini biasanya terbuat dari bakso ikan tenggiri atau campuran daging ikan laut dan tepung sagu. Teksturnya yang renyah di luar namun masih kenyal di dalam menjadikannya unik dan berbeda dari keripik biasa.
Penambahan bumbu pedas – yang merupakan ciri khas dari Basreng Pedas – menjadi daya tarik tersendiri.
BACA JUGA:Crookies, Perpaduan Unik Croissant dan Cookies yang Menggoda Lidah
BACA JUGA:Cilok Pedas, Camilan Khas Jawa Barat yang Kini Mendunia
Biasanya bumbu yang digunakan adalah campuran cabai bubuk, bawang putih, penyedap rasa, dan kadang tambahan daun jeruk untuk memberi aroma segar.
Tingkat kepedasan pun bervariasi, mulai dari pedas sedang hingga super pedas yang membakar lidah.
Menurut Dedi Rukmana (42), pelaku UMKM asal Cimahi yang telah memproduksi Basreng sejak 2012, tren Basreng mulai naik daun pada tahun 2018 dan melonjak pesat saat pandemi COVID-19.