Setiap peserta diwajibkan membawa perangkat kerja dan formulir metadata kegiatan masing-masing untuk memastikan proses input data ke dalam sistem berjalan lancar.
BACA JUGA:Isbat Nikah Massal Warnai HUT ke-24 Kota Prabumulih, 245 Pasangan Resmi Diakui Negara
BACA JUGA:Prestasi Gemilang! PKS Polres Prabumulih Sabet Juara Harapan 3 Tingkat Polda Sumsel
Sedikitnya 15 OPD turut ambil bagian dalam agenda penting tersebut, di antaranya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Sosial, serta sejumlah instansi teknis lainnya.
Diskominfo juga menyiapkan narahubung khusus yang siap membantu peserta apabila mengalami kendala teknis saat melakukan input data maupun sinkronisasi laporan pada aplikasi ROMANTIK.
“Kami memahami bahwa setiap OPD memiliki tingkat pemahaman digital yang berbeda-beda. Karena itu, tim teknis Diskominfo disiagakan untuk memberikan pendampingan penuh selama proses implementasi sistem ini,” jelas Mulyadi.
Aplikasi ROMANTIK merupakan sistem pelaporan yang dikembangkan untuk mempermudah OPD dalam menyusun rencana kegiatan, mencatat output program, serta mengisi metadata yang menjadi dasar evaluasi capaian pembangunan daerah.
Setiap laporan yang diunggah ke dalam sistem akan otomatis tersimpan dalam server pusat Diskominfo dan dapat diakses oleh pihak terkait untuk kepentingan pengawasan dan pengambilan keputusan.
Dengan sistem ini, pimpinan daerah dapat memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap OPD secara real time, tanpa harus menunggu laporan manual yang sering kali memakan waktu.
Selain itu, ROMANTIK juga berfungsi sebagai basis data terpadu yang membantu pemerintah dalam memetakan kinerja pembangunan daerah, baik dari sisi capaian fisik maupun serapan anggaran.
Dengan data yang terintegrasi, penyusunan laporan tahunan dan rencana kerja berikutnya dapat dilakukan lebih akurat dan terukur.
Melalui penerapan pelaporan digital ini, Pemkot Prabumulih berharap tata kelola pemerintahan dapat berjalan dengan lebih transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil (outcome oriented).
Sistem pelaporan manual yang selama ini dilakukan dinilai kurang efisien dan rawan terjadi keterlambatan data.
Dengan sistem digital seperti ROMANTIK, setiap kegiatan OPD akan memiliki jejak digital (digital footprint) yang jelas, sehingga proses audit dan evaluasi menjadi lebih mudah dan objektif.
“Transparansi merupakan salah satu indikator penting dalam membangun kepercayaan publik.
Dengan sistem pelaporan digital, masyarakat dapat melihat bahwa setiap program pemerintah memiliki dasar data dan pelaksanaan yang jelas. Ini merupakan langkah maju menuju pemerintahan yang terbuka,” tutur Mulyadi Musa.