Menghidupkan Sriwijaya Lewat Jejak Aksara Ulu

Selasa 18-11-2025,12:00 WIB
Reporter : Prabu
Editor : Dahlia

PRABUMULIH, PALPOS.ID - Di bawah rindang pepohonan kawasan Candi Bumi Ayu, suara tawa dan semangat para peserta pelatihan terdengar berpadu dengan cerita masa lampau.

Di hadapan mereka, lembar-lembar kertas bertuliskan simbol-simbol kuno seolah menjadi jendela menuju sejarah Sumatera Selatan.

Hari itu, Aksara Ulu aksara khas warisan Kerajaan Sriwijaya kembali hidup di tangan generasi muda. 

Pelatihan membaca dan menulis Aksara Ulu/Kaganga yang dihelat pada 31 Oktober lalu merupakan bagian dari kegiatan peningkatan ekowisata berbasis budaya yang digelar oleh PT Pertamina EP (PEP) Adera Field di kawasan Candi Bumi Ayu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

BACA JUGA:Muslimat NU Kota Prabumulih 2025–2030 Resmi Dilantik, Wawako Franky Tekankan Kolaborasi Program Keagamaan

BACA JUGA:Operasi Zebra 2025 Resmi Dimulai, Kapolres Prabumulih: Upaya Bersama Menekan Pelanggaran Lalu Lintas

Bagi masyarakat setempat, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, melainkan langkah nyata menghubungkan masa lalu dengan masa depan. 

Dipandu akademisi dan ahli Aksara Ulu, Ahmad Rapanie Igama, peserta yang tergabung dalam dua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) binaan PEP Adera seperti Pokdarwis Teratai dan Pokdarwis Tebat Jambu tampak antusias menulis nama mereka menggunakan aksara kuno tersebut. 

“Awalnya sulit, tapi ternyata seru. Rasanya seperti membaca pesan dari leluhur,” ujar salah satu peserta sambil tersenyum bangga. 

Kegiatan ini menjadi cara kreatif memperkuat identitas budaya lokal. Melalui pengenalan Aksara Ulu, para pemandu wisata diharapkan mampu menjelaskan sejarah Candi Bumi Ayu secara factual dan memiliki pemahaman mendalam terhadap nilai budaya yang melingkupinya. 

BACA JUGA:Pemdes Talang Batu Daftarkan 100 Pekerja Rentan Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Iuran Ditanggung Dana Desa

BACA JUGA:Honda Vario vs Yamaha Vega R Adu Kambing di Prabumulih, Seorang Remaja Meninggal Dunia

Candi Bumi Ayu terdiri dari 13 struktur candi dan berbagai arca peninggalan masa Sriwijaya, menyimpan potensi besar sebagai pusat ekowisata sejarah dan edukasi.

PEP Adera Field melihat peluang itu bukan semata untuk pariwisata, tetapi juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat agar menjadi pelaku utama dalam mengelola potensi daerahnya sendiri.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten PALI, Novita Febriyanti. Ia melihat kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dapat membuka peluang ekonomi baru.

Kategori :