UNSRI Berdayakan Kader Posyandu Lewat Inovasi PELOR PENTING di Posyandu Cempaka Putih Jakabaring

Jumat 21-11-2025,10:29 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Zen Bae

PALPOS.CO - Universitas Sriwijaya (UNSRI) melalui tim pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat resmi meluncurkan Program PELOR PENTING (Pentol Lele Daun Kelor untuk Pencegahan Stunting) di Posyandu Cempaka Putih, Kelurahan 15 Ulu, Jakabaring, Palembang.

Program ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat peran kader posyandu dalam menekan angka stunting yang masih menjadi tantangan utama di wilayah tersebut.

Ketua tim pengabdian, Nurmalia Ermi, SST., M.K.M., menjelaskan bahwa angka stunting di Jakabaring masih tergolong tinggi sehingga intervensi berbasis pangan lokal dinilai sangat penting untuk meningkatkan status gizi balita.

“Lele dan daun kelor mudah ditemukan di lingkungan warga. Potensi lokal ini perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas PMT bagi balita,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, para kader posyandu mendapatkan serangkaian pelatihan mulai dari edukasi gizi dasar hingga praktik pengolahan PMT berbahan lele dan daun kelor.

Kader diajarkan membuat produk pentol yang higienis, lembut, dan sesuai kebutuhan balita. Metode hands-on training membuat para kader dapat langsung mempraktikkan resep yang diberikan tim UNSRI.

Anggota tim, Faradina Aghadiati, S.Gz., M.Gz., menegaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai dari peningkatan pemahaman orang tua dan kader posyandu. Oleh karena itu, kegiatan pertama yang dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi mengenai gizi dasar serta pencegahan stunting.

“Masalah stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi juga perkembangan otak dan kesehatan jangka panjang anak. Edukasi gizi perlu terus diberikan, terutama kepada ibu dan keluarga sebagai pengasuh utama,” jelasnya.

Dalam sesi edukasi, tim menggunakan modul dan leaflet interaktif agar materi lebih mudah dipahami. Para ibu juga dibekali pengetahuan praktis mengenai kebutuhan pangan bergizi dan cara memilih makanan sehat bagi anak.

Bagian paling menarik dari program ini adalah pelatihan pengolahan PMT berbahan ikan lele dan daun kelor. Kedua bahan ini bukan hanya mudah didapat, tetapi juga kaya kandungan protein, zat besi, kalsium, dan vitamin yang penting bagi tumbuh kembang balita.

Devieka Rhama Dhanny, S.Gz., M.K.M., sebagai pemateri teknis, menjelaskan bahwa pentol lele-kelor dipilih karena teksturnya lembut, rasanya mudah diterima balita, dan dapat dimodifikasi sesuai selera anak.

“Lele kaya protein dan kelor kaya mikronutrien. Jika dibuat dalam bentuk pentol, anak-anak lebih tertarik. Ini juga mengubah persepsi bahwa makanan lokal kalah bergizi dibanding produk instan,” tuturnya.

Selama pelatihan, kader mempraktikkan secara langsung mulai dari menyiapkan bahan, mengukus dan mengolah lele, menghaluskan daun kelor, menakar komposisi sesuai kebutuhan gizi, hingga menerapkan teknik pengolahan yang higienis. Suasana berlangsung interaktif dan penuh antusiasme.

Untuk mendukung keberlanjutan program, UNSRI menyerahkan perlengkapan masak seperti kompor portable, chopper, wajan, dan alat pengolahan lainnya kepada Posyandu Cempaka Putih.

“Kami berharap posyandu dapat mandiri dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Dengan alat yang lengkap, kader menjadi lebih percaya diri dan pelayanan pun lebih optimal,” ujar Sessy Paramita Lirizka, S.Gz., M.Gz.

Kategori :