Setelah pelatihan, tim FKM UNSRI akan melakukan monitoring dan pendampingan yang mencakup praktik pembuatan PMT oleh kader, pemeriksaan BB/TB balita, evaluasi penerimaan PMT oleh anak, serta pelaporan perkembangan gizi.
Mahasiswa Prodi Gizi turut terlibat dalam penyusunan modul, dokumentasi, hingga pengolahan data pre dan post-test.
Ketua RT dan tokoh masyarakat menyampaikan apresiasi mereka terhadap program ini. Mereka menilai kegiatan tersebut memberikan manfaat nyata, terutama bagi ibu balita yang sebelumnya hanya mengandalkan PMT instan.
“Dengan bahan yang ada di sekitar, ternyata bisa dibuat makanan sehat untuk anak-anak,” ujar Ketua Kader Posyandu.
Program PELOR PENTING dirancang tidak hanya untuk menjawab kebutuhan lokal, tetapi juga berpotensi direplikasi di posyandu lain di Kota Palembang.
Tim UNSRI berharap model program ini dapat menjadi contoh pemberdayaan kader yang efektif dan berkelanjutan.
“Ke depan, kami ingin hasil program ini menjadi rujukan bagi posyandu lain, terutama yang memiliki potensi pangan lokal serupa,” tutup Nurmalia.