PRABUMULIH, PALPOS.ID - Minimnya ruang belajar di sejumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Prabumulih kembali mencuat dan mendapat sorotan tajam dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Prabumulih.
Kondisi kekurangan ruang belajar (rumbel) yang dialami oleh SMPN 8, SMPN 12, dan SMPN 5 dinilai sudah cukup mengkhawatirkan dan perlu segera diatasi demi menjaga mutu, kenyamanan, serta kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.
Masalah ini diangkat dalam rapat paripurna DPRD Kota Prabumulih belum lama ini. Dalam rapat tersebut, Fraksi PDI Perjuangan menegaskan bahwa pemerintah daerah harus bergerak cepat dan menganggarkan dana khusus untuk pembangunan ruang belajar tambahan.
Fraksi ini menilai bahwa tanpa langkah konkrit, kualitas pendidikan di Kota Prabumulih berpotensi terganggu dan menciptakan dampak negatif berantai, khususnya dalam hal pendataan siswa melalui sistem Dapodik.
BACA JUGA:Dinsos Prabumulih Tangani 47 ODGJ Sepanjang 2025
BACA JUGA:DPRD Prabumulih Sahkan APBD 2026 Senilai Rp1,06 Triliun
Dalam penyampaian pandangan umum fraksi, Suherli Berlian ST dari Fraksi PDI Perjuangan menyoroti bahwa masalah kekurangan ruang kelas bukan sekadar kekurangan fasilitas fisik.
Lebih dari itu, kondisi ini dapat mengganggu proses pembelajaran ideal yang membutuhkan ruang yang layak, memadai, serta sesuai kapasitas siswa.
“Kekurangan ruang kelas bukan sekadar masalah fasilitas. Jika tidak segera ditangani, data siswa di Dapodik bisa terganggu, dan itu berdampak pada kualitas pengelolaan pendidikan di kota ini,” tegas Suherli.
Suherli menambahkan, beberapa sekolah yang mengalami kekurangan rumbel saat ini terpaksa melakukan penyesuaian internal, seperti pembagian rumbel atau penggunaan ruang sementara.
BACA JUGA:Rumah IRT di Anak Petai Prabumulih Ludes Terbakar Saat Tinggal Beli Kuota
Namun, kondisi ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena dapat menurunkan kenyamanan belajar siswa.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua II DPRD Prabumulih, sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan, Ir Dipe Anom.
Ia menegaskan bahwa kekurangan ruang belajar yang terjadi saat ini merupakan dampak dari bertambahnya jumlah siswa baru pada tahun sebelumnya, yang melebihi kapasitas ideal bangunan sekolah.