PALPOS.CO - Tahu Sumedang telah lama dikenal sebagai salah satu ikon kuliner khas Jawa Barat yang melekat kuat dalam identitas Kabupaten Sumedang.
Makanan berbahan dasar kedelai ini bukan sekadar camilan, tetapi juga simbol warisan budaya dan penggerak ekonomi masyarakat lokal.
Di tengah gempuran makanan modern dan tren kuliner global, Tahu Sumedang tetap bertahan dan bahkan terus berkembang mengikuti perubahan zaman.
Ciri khas Tahu Sumedang terletak pada teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam, dengan rasa gurih yang khas. Tahu ini paling nikmat disantap saat masih panas, sering kali hanya ditemani cabai rawit hijau.
BACA JUGA:Martabak Manis, Jajanan Legendaris yang Terus Bertahan di Tengah Tren Kuliner Modern
BACA JUGA:Pisang Molen, Camilan Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Tren Kuliner Modern
Kesederhanaan tersebut justru menjadi kekuatan utama yang membuat Tahu Sumedang digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari masyarakat lokal hingga wisatawan dari luar daerah.
Sejarah Tahu Sumedang bermula pada awal abad ke-20. Konon, usaha tahu ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pendatang keturunan Tionghoa yang menetap di wilayah Sumedang.
Dari usaha rumahan sederhana, produksi tahu berkembang pesat seiring meningkatnya permintaan masyarakat. Sejak saat itu, Tahu Sumedang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan ekonomi warga setempat.
Kini, sentra produksi Tahu Sumedang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Sumedang.
BACA JUGA:Resep Kwetiau Goreng Rumahan: Lezat, Praktis, dan Anti Gagal
BACA JUGA:Pepes Ikan Nila Mangga Muda, Perpaduan Gurih Pedas dan Asam yang Menggugah Selera
Setiap hari, ribuan potong tahu diproduksi dan dipasarkan, baik untuk konsumsi lokal maupun dikirim ke berbagai kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan sekitarnya.
Tidak sedikit pula wisatawan yang menjadikan Tahu Sumedang sebagai oleh-oleh wajib ketika berkunjung ke daerah tersebut.
Dari sisi ekonomi, industri Tahu Sumedang memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat. Banyak warga menggantungkan hidupnya dari sektor ini, mulai dari pengrajin tahu, pedagang, hingga pekerja distribusi.