Iklan HUT KORPRI 2025
Iklan Astra Motor

CLP Dukung Inisiatif Program Pemberdayaan Ekonomi untuk Masyarakat Rentan TBC

CLP Dukung Inisiatif Program Pemberdayaan Ekonomi untuk Masyarakat Rentan TBC

CLP Dukung Inisiatif Program Pemberdayaan Ekonomi untuk Masyarakat Rentan TBC-Fhoto: Istimewa-

Dalam presentasi akhir CLP batch 11, para peserta magang memaparkan hasil dari kegiatan magang yang dilakukan di masing-masing organisasi.

Inisiatif Lampung Sehat (ILS) mempresentasikan laporan pelaksanaan program Resaku (Recycle Sakai Sambayan).

BACA JUGA:Shopee Secara Global Rayakan 10 Tahun, Bisnis Lokal Catatkan Penjualan Lebih dari USD 270M

BACA JUGA:Harga Emas Antam Melonjak Tajam, pada Penjualan 29 November 2025

Resaku merupakan program daur ulang minyak jelantah dan sampah plastik, yang melibatkan masyarakat di wilayah RT 09 dan Lingkungan III Kelurahan Gunung Sulah.

Wilayah tersebut menghadapi masalah serius dalam menangani sampah rumah tangga khususnya minyak jelantah, sampah plastik, juga popok anak sekali pakai.

SDGs Hero yang ditempatkan pada 3 divisi yaitu program, partnership, serta media dan komunikasi bersama para mentor di ILS memberikan edukasi serta pendampingan kepada warga RT 09 dan lingkungan III dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Sampah tersebut disulap menjadi lilin, sabun, dan aksesoris yang memiliki nilai ekonomi.

“Ada 3 dampak yang dihasilkan dari program Resaku. Pertama dampak pengetahuan dan keterampilan.

Warga jadi tahu bagaimana mengelola limbah dan mengubahnya menjadi lilin dan sabun yang dapat dijual kembali. Kedua, dampak ekonomi yang membuka peluang penghasilan tambahan dari pengelolaan sampah.

Ketiga, dampak sosial yaitu meningkatkan kepercayaan diri, memperkuat hubungan dengan perangkat desa, serta tumbuhnya rasa kepemilikan atas program ini untuk dikembangkan,” jelas Putra Andagayaka, SDGs Hero penempatan ILS Divisi Program.

Sampai saat ini program Resaku telah menghasilkan 120 sabun dan lilin yang dihasilkan dari 13 liter minyak jelantah.

Dalam pelaksanaannya tentu tak terlepas dari tantangan yang dihadapi mulai dari konsistensi warga dalam mengikuti pendampingan program hingga bahan baku.

“Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain keterbatasan bahan baku untuk mendukung produksi rutin serta konsistensi warga dalam menjalankan program.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, kami memfasilitasi pengadaan bahan dan pelatihan serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat agar kedepannya program ini dapat terus dilanjutkan,” ungkap Dwi Setyorini, mentor Inisiatif Lampung Sehat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: