Nasi Uduk, Kuliner Tradisional Betawi yang Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Makanan Modern
Nasi uduk-Fhoto: Istimewa-
“Saya sudah jualan nasi uduk sejak tahun 1998. Dari dulu sampai sekarang, peminatnya tidak pernah sepi,” ujar Siti Aminah, pedagang nasi uduk di kawasan Jakarta Pusat.
Menurutnya, meskipun banyak makanan baru bermunculan, nasi uduk tetap dicari karena rasanya yang akrab di lidah masyarakat Indonesia. “Nasi uduk itu sederhana, tapi mengenyangkan dan bikin kangen,” tambahnya.
BACA JUGA:Tahu Walik, Camilan Tradisional Banyuwangi yang Kian Digemari Berbagai Kalangan
BACA JUGA:Keripik Pisang Coklat Kian Digemari, UMKM Lokal Raup Peluang Pasar yang Menjanjikan
Tak hanya digemari masyarakat lokal, nasi uduk juga mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara.
Banyak turis asing yang penasaran mencicipi nasi uduk setelah melihat rekomendasi kuliner tradisional Indonesia di media sosial.
Beberapa bahkan menyebut nasi uduk sebagai “Indonesian coconut rice” yang unik dan kaya rasa.
Perkembangan teknologi dan media digital turut berperan dalam menjaga eksistensi nasi uduk. Banyak penjual yang kini memanfaatkan aplikasi pesan antar makanan untuk menjangkau konsumen lebih luas.
Selain itu, nasi uduk juga kerap tampil dalam konten kuliner di platform digital, baik dalam bentuk ulasan, video memasak, maupun rekomendasi tempat makan.
Di sisi lain, sejumlah pelaku usaha mencoba berinovasi dengan menyajikan nasi uduk dalam konsep modern.
Ada yang mengemas nasi uduk dalam bentuk rice box, ada pula yang menghadirkan lauk kekinian seperti ayam geprek, daging asap, hingga sambal dengan berbagai tingkat kepedasan.
Inovasi ini dilakukan untuk menarik minat generasi muda tanpa menghilangkan cita rasa aslinya.
Pemerhati kuliner Betawi, Rahmat Hidayat, menilai nasi uduk memiliki nilai budaya yang kuat dan perlu terus dilestarikan.
“Nasi uduk bukan sekadar makanan, tapi bagian dari identitas masyarakat Betawi. Di banyak acara keluarga, hajatan, atau peringatan tertentu, nasi uduk hampir selalu hadir,” ujarnya.
Ia juga mendorong adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam mempromosikan kuliner tradisional sebagai aset budaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


