Diduga Penanganan Lamban Terhadap CY Pasien Kurang Gizi, Ini Langkah Keluarga...

Diduga Penanganan Lamban Terhadap CY Pasien Kurang Gizi, Ini Langkah Keluarga...

Kuasa hukum dari orang tua CY (14) yakni Moh. Novel Suwa SH. MM, Msi direktur LBH Bima Sakti dan patnernya Machdum Satria SH,MH. Foto : Abdus Salam/Palpos.Id ---

PALEMBANNG, PALPOS.ID - Sudah satu bulan dirawat inap RSUP Muhammad Hoesin Palembang, Pasca operasi kedua yang dijalani inisial CY (14) pasien usus buntu yang mengalami gejala aneh pembengkakan pada bagian organ vital dan keluar nanah pada bagian luka bekas operasi.

Saat dimintai keterangan kuasa hukum dari orang tua CY (14) yakni Moh. Novel Suwa SH. MM, Msi direktur LBH Bima Sakti dan patnernya Machdum Satria SH,MH mendatangi RSUP Muhammad Hoesin Palembang, pertanyakan perawatan yang dilakukan terhadap anak kliennya tersebut.

Machdum usai melakukan pertemuan dengan pihak rumah sakit menyebutkan bahwa pihaknya dari anak kliennya tersebut masih terbaring di ranjang rumah sakit Muhammad Hoesin Palembang meski sudah genap tiga minggu menjalani operasi kedua.

"Sebenernya apa yang disampaikan pihak rumah sakit itu, bisa dikatakan mereka menjelaskan dengan bahasa medis yang tentu kami selalu kuasa hukum untuk menerima," ungkapnya, Kamis (02/03/2023) kepada Palpos.Id.

BACA JUGA:Dorong Peningkatan Pendaftaran KI, Kemenkumham Sumsel lakukan Audiensi ke DPMPTSP Yogyakarta


Lanjutnya, Machdum mengatakan, bahwa anak kliennya termasuk lamban dalam proses pemulihan hal itu lantaran tim kedokteran menyebut CY termasuk anak yang kurang gizi.

"Alangkah tidak baiknya kalau anak klien kami ini disampaikan bahwa kurang gizi, tapi sebenarnya lantaran indeks masa daya tahan tubuhnya kurang seperti anak anak pada umumnya," bebernya.

Status kurang gizi yang disampaikan Machdum usai pihaknya mendapatkan penjelasan dari dr Marta Hendry SpU Subsp Ped MARS, selaku Plt Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang (PMKP) RSUP Muhammad Hoesin Palembang.

"Itu disampaikan langsung oleh dokter Marta saat mediasi bersama kami. Kami yang mendengar itupun kurang enak mendengarnya," cetusnya.

BACA JUGA:Masyarakat Puas Terhadap Kinerja Pj Bupati Muba Apriyadi
Muh. Novel Suwa SH, MM, Msi juga menanggapi kritis bahasa yang sampai tim kedokteran yang menangani anak kliennya.

Novel menilai tak etis rasanya pihak RSUP MH Palembang menyebut anak dari kliennya tersebut memiliki kondisi tubuh yang kurang gizi.

"Sebaiknya sebagai tenaga medis kesehatan wajib hukumnya memberikan asupan bergizi selama masa perawatan terhadap pasien," katanya.

Lebih lanjut, Novel menegaskan pihaknya juga akan melanjutkan kembali advokasi terhadap CY.

Ia menyampaikan pihaknya juga akan melaporkan hal tersebut ke Ikatan Kedokteran Indonesia (IDI) kota Palembang.

"Untuk saat ini kita akan melaporkan ke komisi etik IDI, terkait apa yang sudah disampaikan oleh pihak rumah sakit," lanjutnya.

BACA JUGA:Pindang Palembang dan Pecel Lele Masuk Mall, Yuk Cicip di Pindang-Pecel Lele Rajo..

Seperti yang disampaikan Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang (PMKP) RSUP Mohammad Husein Palembang, dr Marta Hendry,Sp.U,Subsp.Ped,MARS pihaknya telah memberikan keterangan terkait yang dialami pasien Cy.

"Dalam mediasi tadi kami telah menjelaskan secara detail dengan bahasa medis. Karena jika menggunakan surat tertulis agar kurang pas bahasanya," ucap dr Marta, kemarin 28 Februari 2023.

Dilain sisi, pihak RSUP Mohammad Husein menjelaskan terkait prosedur penanganan medis terhadap pasien.

Termasuk meluruskan isu alat vital pasien yang bengkak tidak benar akibat pasca operasi.

"Kami jelaskan secara detail terkait kondisi awal pasien. Termasuk tudingan jika tidak dilakukan pemeriksaan medis lebih dulu sebelum dilakukan operasi.

Karena itu operasi usus buntu cukup dilihat dari gejalanya dan pemeriksaan luar tidak diperlukan pemeriksaan CT Scan terlebih dulu sebelum operasi," ujarnya kepada palpos.id.

Disinggung soal lamanya masa pemulihan pasca operasi terhadap CY yang juga dikeluhkan oleh kuasa hukumnya, Marta menyebut hal itu diakibatkan beberapa faktor.

Diantaranya, saat hendak naik ke meja operasi kondisi pasien susah banyak nanah, masih anak-anak hingga karena indeks massa tubuhnya kurang dan dikategorikan anak dengan asupan gizi rendah.

CY Pasien Usus Buntu sebulan terbaring disebut lamban penyembuhan akibat kurang gizi terancam dilaporkan ke IDI Palembang.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: