Pembatasan Pembelian BBM Subdisi Dinilai Tidak Efektif

Pembatasan Pembelian BBM Subdisi Dinilai Tidak Efektif

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya dan Muara Enim Sanderson Syafe'i, SH.Foto:Febi/Palpos.Id--

MUARA ENIM, PALPOS. ID – Uji coba pemberlakuan pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Pertalite oleh Pertaminia maksimal pembelian diperbolehkan sebanyak 20 liter per hari. Hal tersebut tentunya dinilai tidak efektif dan tidak memberikan efek jera dan pelaku di lapangan.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya dan Muara Enim Sanderson Syafe'i, SH menilai rencana  uji coba tersebut merupakan inisiatif dari Pertamina. Dirinya menilai uji coba ini tidak bisa terus dilakukan dalam kurun waktu sampai terbitnya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014. “Harus jelas batasan waktunya,” ujar Sanderson, Kamis (18/5).

Regulasi BBM subsidi tersebut, kata dia, pada kenyataannya tidak memberikan efek jera dan pelaku di lapangan, dengan pembatas maka tingkat kecurangan semakin tinggi seiring kebutuhan masyarakat yang meningkat pula BBM eceran. “Pembatasan pembelian BBM subsidi dinilai tidak efektif mengingat tingginya kebutuhan BBM,” tegasnya.

BACA JUGA:Beri Kenyamanan Jamaah Perayaan Kenaikan Isa Almasih

Menurutnya, meski dalam konteks menekan tingginya subsidi BBM yang ditanggung pemerintah. Kebijakan ini bisa dimengerti harusnya mengukur dari sisi daya beli konsumen.

Contoh travel atau masyarakat yang hendak menumpuh perjalanan jarak jauh seperti Muara Enim-Palembang atau Pagaralam-Lahat-Palembang dipastikan adanya pembatasan pembelian BBM hanya 20 liter per hari tidak akan cukup untuk sampai tujuan sehingga masyarakat beralih membeli BBM eceran.

“Harga selisih pertalile dengan Pertamax terlalu lebar sehingga masih tercipta peluang kecurangan oleh oknum –oknum. Dimana hitungan konsumen masih lebih murah beli eceran dari pada beli Pertamax,” terangnya.

BACA JUGA:Ingin Jiwa Tenang, Coba Praktekan Puasa Sunah Berikut Ini

BACA JUGA:Jelang Tahun Pemilu, Kajari Prabumulih Imbau Jaksa dan ASN Netral

Seharusnya, lanjut Sanderson, pihak Pertamina memperhitungkan semua itu agar masyarakat tidak membeli Pertalite eceran. “Jika harganya sama dengan Pertamax namun kualitas terjamin pasti masyakarat akan beralih. Oleh karena itu perlu perhitungan yang sangat matang sehingga tidak menimbukan gejolak ditengah-tengah masyarakat,”imbuhnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: