Konsep Moderasi Beragama Dalam Syumuliah Islam

Konsep Moderasi Beragama Dalam Syumuliah Islam

--

Oleh : Dr. H. Abdur Razzaq, MA*

SUDAH menjadi sunnatullah tentang begitu beragamnya makhluk ciptaan Allah di muka bumi ini.  Keanekaragaman jenis ciptaan Allah ini merupakan tanda-tanda keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Masing-masing makhluk hidup tersebut memiliki peranannya sendiri dalam sebuah ekosistem yang ditinggalinya. 

Tak hanya perbedaan jenis makhluk hidup, antara satu manusia dengan manusia lainnya pun kita memiliki perbedaan. Adanya fenomena perbedaan ini tentu memiliki alasan tersendiri. 

Alasan Allah menciptakan makhluk hidup berbeda-beda ini disebutkan dalam al-Quran, salah satunya tertuang di dalam ayat berikut ini: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. 

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al Hujurat: 13). Dalam ayat tersebut kita diingatkan bahwa Allah memberikan perbedaan antara individu satu dengan individu lainnya agar kita saling mengenal satu sama lain. 

Dengan mengenali perbedaan yang kita miliki antara satu dengan lainnya membuat kita bersyukur atas karunia Allah yang telah menciptakan manusia dengan berbagai karakter dan sifatnya. 

Sunnatullah perbedaan dan keragaman makhluk ciptaan Allah bukan hanya dari bentuk dan jenisnya, namun juga dalam hal keyakinan beragama. Allah SWT dengan tegas menyatakan bahwa seandainya Allah menghendaki dapat saja membuat keyakinan seluruh manusia seragam dengan satu agama dan satu keyakinan, tetapi hal itu tak dikehendaki-Nya. 

Karena, Allah ingin menguji siapa yang terbaik amalnya dari setiap hamba-hambanya. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS. Yunus/10: 99).

Bahkan dalam beragamapun telah ada ketetapan untuk tidak memaksakan agama kepada siapapun sebagaimana Allah SWT nyatakan, “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah/2: 256).

Bangsa Indonesia memiliki keberagaman, mencakup ragam etnis, bahasa, agama, budaya dan status sosial. Selain itu harus diakui bahwa Indonesia merupakan negara yang pluralistik dan memiliki dua modal penting untuk membentuk karakternya yang multikultural, yaitu demokrasi dan kearifan lokal sebagai nilai yang dipercaya dan dipahami dapat menjaga kerukunan antar umat beragama. 

Dengan keanekargaman budaya, suku, bahasa yang dimilikinya menunjukkan sebagai salah satu bangsa yang memiliki masyarakat multikultural. Keanekaragaman menjadi rahmat tersendiri yang jika dikelola dengan baik, akan menjadi keunikan dan kekuatan. 

Dalam masyarakat multikultural, interaksi sesama manusia cukup tinggi intensitasnya, sehingga kemampuan sosial warga masyarakat dalam berinteraksi antar manusia perlu dimiliki oleh setiap masyarakat. Fakta dan data keragaman agama dan keyakinan di Indonesia menunjukkan bahwa keragaman agama ini merupakan mozaik yang memperkaya khazanah kehidupan keagamaan di Indonesia. 

Disinilah diperlukan keterlibatan seluruh warga masyarakat dalam mewujudkan kedamaian.

 Multikultralisme terkait dengan moderasi beragama, memiliki relevansi dengan ajaran Islam antara lain dalam toleransi, perdamaian dan keadilan. Pertama, toleransi. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Hujuraat: 13 yang menegaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan bermacam-macam suku bangsa agar manusia saling mengenal. Bahwa adanya perbedaan tidak boleh menjadi ajang konflik, karenanya harus dihargai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: