Jurnalis dan Media Bisa Terjebak Hoaks Jika Tak Patuhi Elemen Kerja Jurnalisme

Jurnalis dan Media Bisa Terjebak Hoaks Jika Tak Patuhi Elemen Kerja Jurnalisme

Jurnalis dan Media Bisa Terjebak Hoaks Jika Tak Patuhi Elemen Kerja Jurnalisme.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

"Disinformasi yang berasal dari media sosial merembes ke forum-forum pribadi seperti grup WhatsApp dan lainnya. Meskipun upaya yang dilakukan oleh koalisi cek fakta sudah baik, mengatasi hoaks di ranah pribadi selama pemilihan presiden 2024 masih menjadi tantangan yang besar," tambah Oleg.

Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), mencatat bahwa penyebaran hoaks semakin masif di Indonesia. Upaya penanganan dan pencegahan hoaks sangat penting dalam konteks pemilihan presiden 2024. Data Mafindo menunjukkan peningkatan jumlah temuan hoaks dari tahun ke tahun, dan diprediksi akan terus meningkat.

BACA JUGA:AMSI Bahas AI Untuk Transformasi Bisnis Berbagai Sektor Termasuk Jurnalisme

BACA JUGA:E-Learning 8 Jurus Jitu Kelola Media Siber Diluncurkan AMSI Bersama Internews dan USAID...

"Ketimpangan dalam penanganan cek fakta semakin membesar. Kami memiliki PR besar untuk mengatasi masalah ini bersama," tambah Septiaji.

Uni Lubis, Pemimpin Redaksi IDNTimes, menggarisbawahi pentingnya peran jurnalis dalam melakukan verifikasi dan klarifikasi data dalam setiap tahap proses jurnalisme, mulai dari pengumpulan informasi hingga distribusi berita. Ia menekankan bahwa tugas utama jurnalis adalah melakukan fakta-checking dan menyajikan kebenaran dengan mengklarifikasi informasi yang diberikan.

"Kerja jurnalistik dalam hal seperti itu adalah wajib mengklarifikasi dan memverifikasi," tegas Uni Lubis.

Uni menekankan bahwa bahkan media besar seperti New York Times di Amerika dan TEMPO di Indonesia pun pernah mengalami kesalahan dalam verifikasi data. Oleh karena itu, disiplin dalam verifikasi data adalah kunci untuk menghindari jatuhnya media ke dalam penyebaran hoaks.

BACA JUGA:Bawaslu Sumatera Selatan dan AMSI Sumsel Sepakat Kolaborasi Cek Fakta Pemilu 2024...

BACA JUGA:AMSI Gelar Worshop Bertajuk New Media dan Politics, Ini Targetnya...

Direktur Eksekutif AMSI, Adi Prasetya, mengungkapkan bahwa diskusi bulanan ini merupakan bagian dari kampanye antihoaks dan dukungan terhadap pemilihan presiden 2024 yang berkualitas dan bebas dari hoaks. Lebih lanjut, diskusi ini bertujuan untuk memantau dan mengukur kinerja pemeriksa fakta selama satu tahun ke depan.

"Kerja sama antara Asosiasi Media Siber Indonesia, koalisi Cek Fakta, AJI, Mafindo, dan Google News Initiative dengan lembaga riset berbasis kecerdasan buatan Binokular sangat penting untuk mendapatkan data yang akurat tentang penyebaran hoaks," ujar Adi.

Kesimpulannya, masalah hoaks dan pelanggaran etika dalam jurnalisme adalah isu yang sangat penting dan memprihatinkan. Dalam era informasi digital, integritas media dan jurnalis harus tetap dijaga agar kepercayaan publik terhadap media dapat dipulihkan. Selain itu, upaya pencegahan dan penanganan hoaks harus terus ditingkatkan, terutama menjelang pemilihan presiden 2024. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: