Transformasi Pertahanan: Prancis dan Jerman Berkolaborasi dalam Proyek MGCS

Transformasi Pertahanan: Prancis dan Jerman Berkolaborasi dalam Proyek MGCS

--

NASIONAL, PALPOS.ID-Dalam perkembangan yang menjanjikan dalam industri pertahanan global, beberapa perusahaan terkemuka telah mengekspresikan dukungan kuat mereka terhadap kolaborasi monumental antara Prancis dan Jerman dalam proyek Main Ground Combat System (MGCS).

Perjanjian penting ini diresmikan pada tanggal 26 April 2024 di Paris oleh Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Sébastien Lecornu, dan mitranya dari Jerman, Boris Pistorius.

Proyek MGCS ini bertujuan untuk merevolusi kapasitas pertahanan darat dengan menggantikan tank-tangki utama yang saat ini digunakan—yakni tank Leclerc dari Prancis dan Leopard 2 dari Jerman—dengan platform yang memanfaatkan teknologi canggih dan inovasi futuristik.

BACA JUGA:Pasukan Rusia Menangkap Tank M1A1 Abrams Amerika di Ukraina

BACA JUGA:India Bersiap Menjadi Pemain Utama dalam Ekspor Pertahanan, Jajaki Kemitraan Strategis dengan Indonesia

Dalam menghadapi skenario pertempuran intensitas tinggi, MGCS dirancang untuk menawarkan fitur canggih seperti manajemen operasi jaringan serta kemampuan otonom dan otomatis, yang akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kekuatan tempur.

Kemitraan strategis antara dua kekuatan Eropa ini, yang telah diawali dengan diskusi formal sejak tahun 2012 dan mendapatkan bentuk konkrit dengan penandatanganan perjanjian pada tahun 2017, menjadi tonggak penting dalam konsolidasi upaya pertahanan Eropa.

Kemitraan ini juga diperkuat oleh keterlibatan KNDS, sebuah perusahaan patungan yang terbentuk antara produsen Jerman Krauss-Maffei Wegmann dan produsen Prancis Nexter Systems.

BACA JUGA:Kejutan di Medan Tempur: T-72B3 Rusia Hancurkan M1A1 Abrams Ukraina

BACA JUGA:Sukhoi Su-75: Pemecah Kebuntuan atau Hanya Fantasi Penerbangan Rusia?

Kolaborasi ini bukan hanya meningkatkan kapasitas militer, tetapi juga mendukung integrasi yang lebih luas dalam industri pertahanan Eropa.

Untuk memastikan implementasi yang efisien, sebuah konsorsium akan dibentuk yang melibatkan KNDS Deutschland, KNDS France, Rheinmetall Landsysteme, dan THALES SIX.

Konsorsium ini akan mengadopsi pendekatan inovatif "pillar-level", dengan memastikan distribusi beban kerja yang seimbang—yaitu rasio 50:50—antara perusahaan Prancis dan Jerman.

BACA JUGA:Cerita Persahabatan Abadi Prabowo dan Raja Abdullah II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: