Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pro dan Kontra Wacana Bahlil Pimpin Partai Beringin

Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pro dan Kontra Wacana Bahlil Pimpin Partai Beringin

Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pro dan Kontra Wacana Bahlil Pimpin Partai Beringin.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Profil dan Kedekatan Bahlil dengan Jokowi

Bahlil Lahadalia bukanlah sosok asing di lingkaran kekuasaan Jokowi. 

Kedekatannya dengan Presiden Jokowi dimulai saat Bahlil menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada periode ke-26. 

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua HIPMI, Bahlil membentuk Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) pada November 2018, yang menjadi salah satu mesin pendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019.

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Bahlil Lahadalia Muncul sebagai Kandidat Kuat

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Desakan Internal dan Dukungan Keluarga Jokowi

Keberhasilan Repnas dalam mendukung kemenangan Jokowi tidak terlepas dari peran strategis Bahlil yang kemudian diganjar dengan jabatan Kepala BKPM pada Oktober 2019. 

Pada April 2021, Bahlil diangkat menjadi Menteri Investasi/Kepala BKPM seiring dengan pembentukan Kementerian Investasi.

Jabatan ini semakin memperkuat posisi Bahlil di mata Jokowi dan elite politik lainnya, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam pemerintahan Jokowi.

Pro dan Kontra Dukungan Terhadap Bahlil sebagai Ketum Golkar

Dukungan terhadap Bahlil Lahadalia sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar datang dari berbagai kalangan, terutama dari para politikus muda partai tersebut. 

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Benturan Kekuatan dan Tekanan Eksternal Internal Partai Beringin

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Dewan Pakar Dorong Jokowi Jadi Ketum Partai Beringin

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, menilai bahwa tradisi kepemimpinan di Golkar kerap kali dipegang oleh tokoh yang juga menduduki posisi strategis di pemerintahan. Menurutnya, kriteria ini ada pada diri Bahlil.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, enggan secara langsung menyatakan siapa yang akan menggantikan Airlangga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: