Cak Imin Umumkan Kepengurusan Baru PKB: Ketua Harian dengan Peran Utama dalam Implementasi Program Sehari-hari

Cak Imin Umumkan Kepengurusan Baru PKB: Ketua Harian dengan Peran Utama dalam Implementasi Program Sehari-hari

Cak Imin Umumkan Kepengurusan Baru PKB: Ketua Harian dengan Peran Utama dalam Implementasi Program Sehari-hari.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Dewan Syuro dan Struktur Lainnya

Tak hanya struktur operasional harian, PKB juga menempatkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Syuro, posisi tertinggi dalam partai yang bertugas memberikan arahan moral dan spiritual. 

BACA JUGA:Pilkada Serentak 2024: Fitrianti-Nandriani Resmi Didukung PAN, PKB, dan NasDem, Dewa-Prima Baru Gerindra

BACA JUGA:Per 1 Januari 2025, Opsen Pajak PKB dan BBNKB Akan Langsung Masuk Ke Kas Daerah, Segini Besarannya Untuk OI

Dalam konferensi pers tersebut, Cak Imin juga menyampaikan bahwa peran Ma'ruf Amin sangat penting dalam menjaga nilai-nilai Islam moderat yang menjadi dasar perjuangan PKB.

"Beliau bukan hanya tokoh nasional, tetapi juga ulama yang dihormati. Keberadaan Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Syuro akan semakin memperkokoh posisi PKB sebagai partai yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan," kata Cak Imin.

Selain itu, Hasanuddin Wahid kembali dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal, sementara Bambang Susanto tetap menjabat sebagai Bendahara Umum. 

Dua posisi strategis ini diharapkan dapat mengawal jalannya organisasi secara administratif dan keuangan, serta memastikan PKB tetap solid dan mampu berkompetisi dalam kancah politik nasional.

Tantangan Internal: Muktamar Tandingan yang Gagal Digelar

Di balik pengumuman resmi kepengurusan baru ini, terdapat dinamika internal yang sempat mengemuka beberapa waktu lalu.

Sejumlah kader PKB yang menamakan diri Fungsionaris DPP PKB sempat berencana menggelar muktamar tandingan pada awal September 2024 di Jakarta. 

Kelompok ini dipimpin oleh Syaikhul Islam, Unais Ali Hisyam, dan Malik Haramain. 

Mereka memprotes kepemimpinan Cak Imin dan menuntut diadakannya muktamar luar biasa untuk memilih ketua umum yang baru.

Namun, setelah berkonsultasi dengan sejumlah tokoh penting di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), rencana tersebut dibatalkan. 

Kelompok ini akhirnya menunda muktamar tandingan, meski tidak menutup kemungkinan bahwa dinamika internal ini masih akan terus berlanjut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: