Kabinet Prabowo-Gibran Dinilai Gemuk, Pengamat : Residu Politik Masih Kuat

Kabinet Prabowo-Gibran Dinilai Gemuk, Pengamat : Residu Politik Masih Kuat

M. Haekal Al-Haffafah S.Sos., M.Sos--

PALPOS.ID - Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 2024-2029.

Dalam pengumuman susunan kabinetnya, Prabowo mengungkapkan bahwa ada 48 menteri dan 5 pejabat setingkat menteri yang akan mendampingi mereka.

Jumlah kementerian yang besar tersebut telah menjadi bahan perbincangan. Dimana beberapa pihak menganggap kabinet ini gemuk dan membawa beban baru bagi pemerintahan.

Terkait hal ini, Pengamat Sosial dan Politik Sumsel, M. Haekal Al-Haffafah S.Sos., M.Sos, mengatakan, secara umum tantangan Presiden Prabowo dihadapkan pada 2 pilihan, pertama stabilitas politik dan yang kedua efektifitas dan kualitas kerja kabinet (model kabinet zaken/kabinet ahli).

BACA JUGA:PDIP Dapat Jatah Empat Kursi Ketua di 20 AKD DPR RI: Ini Penjelasan Lengkapnya

BACA JUGA:Presiden Prabowo Melantik Utusan Khusus, Penasihat Khusus, Staf Khusus, dan Kepala Badan

"Maka kemudian kalau yang dikedepankan adalah stabilitas politik konsekuensinya kerja kabinet tidak akan efektif, kerja kementerian tidak akan sesuai dengan target karena mengedepankan kepentingan koalisi, " jelas Haekal, Senin, 21 Oktober 2024.

Sedangkan sebaliknya lanjut Haekal, kalau yang mengisi posisi-posisi lebih banyak diisi oleh kabinet ahli/kabinet profesional kata Haikal, maka kerja kementerian akan berjalan baik. 

"Hanya stabilitas politik tidak bisa diprediksi karena banyak kepentingan Parpol tidak diakomodir, " ucapnya. 

Selanjutnya dalam konteks gemuknya kabinet Prabowo, dikatakan Haekal, itu karena  residu politik masih kuat dan itu pula yang memungkinkan banyaknya kepentingan parpol yang mesti diakomodir.

BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Koalisi Parpol Pendukung Muchendi-Supriyanto Selaras dengan Koalisi Prabowo-Gibran

BACA JUGA:Nama-nama Menteri dan Wamen Bakal Isi Kabinet Prabowo-Gibran: Ini Penjelasan Lengkapnya

"Dalam setiap awal-awal pelantikan presiden, hal yang paling penting ditahun pertama sebenarnya adalah stabilitas politik. Inilah yang sepertinya coba dibangun oleh Prabowo mengingat tantangan internal dan eksternal sangat besar maka, butuh semangat persatuan untuk menghadapi berbagai tantangan krisis yang ada, " ujarnya. 

Namun lanjut Haekal, diluar dari semua itu, publik juga sedang melihat apakah Prabowo bisa melepaskan bayang-bayang Jokowi dalam kepemimpinannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: