Sumatera Selatan Uji Coba Kurikulum Muatan Lokal Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di 34 Sekolah

Pemprov Sumsel meluncurkan uji coba Kurikulum Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di 34 sekolah, sebagai upaya memperkenalkan pentingnya pangan lokal dalam menghadapi dampak perubahan iklim-foto:dokumen palpos-
Oleh karena itu, kami akan terus memberikan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka agar mampu menyampaikan materi kurikulum dengan baik,” katanya.
Salah satu guru pelopor yang mengikuti Bimtek, Rina Setiawan, guru di SMA Negeri 3 Palembang, menyatakan antusiasmenya terhadap program ini.
Menurutnya, kurikulum ini memberikan wawasan baru bagi para guru dan siswa tentang pentingnya ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal.
“Kami sangat mendukung upaya ini, karena selain meningkatkan pengetahuan siswa, juga dapat membangkitkan kembali minat terhadap pangan lokal yang selama ini kurang mendapatkan perhatian,” ujar Rina.
Harapan ke Depan: Pangan Lokal Sebagai Pilar Ketahanan Pangan Sumsel
Dengan pelaksanaan uji coba kurikulum ini, Pemprov Sumsel berharap dapat membangun fondasi yang kuat untuk ketahanan pangan berbasis pangan lokal di masa depan.
Jika hasil uji coba ini menunjukkan dampak positif, maka kurikulum ini akan diperluas ke lebih banyak sekolah di Sumatera Selatan dan menjadi bagian dari kurikulum reguler di tingkat pendidikan menengah.
“Target jangka panjang kami adalah agar pemahaman tentang pangan lokal tidak hanya menjadi sebatas teori di dalam kelas, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Sumatera Selatan.
Dengan begitu, kita dapat memanfaatkan kekayaan sumber daya pangan lokal secara optimal untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin besar,” jelas Awalluddin.
Selain itu, diharapkan kurikulum ini dapat mendorong inovasi di sektor pertanian dan pangan berbasis lokal. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pangan lokal, akan muncul peluang ekonomi baru bagi petani dan pelaku usaha di sektor pangan di Sumatera Selatan.
Sumatera Selatan memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan pangan lokal, seperti beras lokal, sagu, ikan air tawar, serta berbagai hasil perkebunan seperti kopi dan karet.
Dengan pemanfaatan yang lebih baik melalui edukasi yang tepat, daerah ini diharapkan dapat menjadi contoh dalam ketahanan pangan berbasis kearifan lokal.
Keberhasilan implementasi kurikulum Muatan Lokal Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim ini tidak hanya bergantung pada peran sekolah, tetapi juga dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, pemerintah daerah, serta pelaku usaha di bidang pangan dan pertanian.
“Kolaborasi antara berbagai pihak sangat penting untuk mewujudkan tujuan ini. Kami berharap seluruh masyarakat dapat mendukung upaya ini demi masa depan ketahanan pangan yang lebih baik di Sumatera Selatan,” pungkas Awalluddin.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: