Tumbuh Pesat di 2024 Bank Digital Dituntut Lebih Adaptif di 2025

Tumbuh Pesat di 2024 Bank Digital Dituntut Lebih Adaptif di 2025

Industri perbankan digital Indonesia terus berkembang pesat di 2024, namun tantangan besar menanti pada 2025-foto:dokumen palpos-

Keberhasilan ini mencerminkan kesiapan dan komitmen Krom Bank dalam merespons segala tantangan serta dinamika industri perbankan digital di Indonesia.

Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Hermawan, menjelaskan, "Walaupun industri perbankan digital menunjukkan prospek cerah di 2025, kami menyadari bahwa berbagai tantangan perlu diantisipasi.

BACA JUGA:Mengapa Elpiji 3 Kilogram Tak Boleh Dijual Melalui Pengecer: Ini Alasan Lengkapnya

BACA JUGA:Fokus Infrastruktur dan Transisi Energi, PGN Siapkan Capex US$338 Juta di 2025

Berbekal resiliensi yang telah kami bangun sepanjang 2024, kami optimis dapat menjaga keberlanjutan dengan terus memperkuat diversifikasi produk dan inovasi layanan, sehingga setiap solusi keuangan yang kami tawarkan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah di era yang dinamis ini."

Untuk tetap kompetitif di 2025, bank digital perlu menerapkan strategi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga adaptif dalam merespons tantangan. Dengan pendekatan yang tepat, ketidakpastian dapat diubah menjadi peluang pertumbuhan.

Lantas apa saja tantangan yang diprediksi akan berdampak besar pada industri perbankan digital di 2025, serta strategi yang perlu diperhatikan?

1. Pengetatan likuiditas akibat daya beli turun

Pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi sepanjang 2024 menjadi tantangan besar bagi perbankan digital di 2025, terutama karena dampak langsung terhadap likuiditas bank.

Minimnya kenaikan upah serta harga barang yang tetap tinggi mendorong nasabah menarik simpanan mereka, menyebabkan penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan perlambatan pertumbuhan kredit, sebagaimana diproyeksikan dalam Laporan Survei Perbankan Triwulan III

2024 dari Bank Indonesia Untuk menghadapi tantangan ini, bank digital perlu menerapkanstrategi inovatif, seperti menghadirkan produk pinjaman berbasis teknologi yang mempermudah

akses kredit serta menawarkan deposito fleksibel yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Di sisi lain, kebijakan penurunan suku bunga BI menjadi 5,75% dapat menjadi peluang bagi bank digital untuk meningkatkan permintaan kredit dan perlahan memulihkan daya beli masyarakat.

2. Perang bunga di antara bank digital

Persaingan suku bunga simpanan yang kompetitif menjadi tantangan bagi bank digital di 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: