eep Gladiator 1960-an: Sang Petarung Jalanan dari Era Keemasan Otomotif Amerika.

Lampu bulat ganda dan bumper logam tebal menjadi ciri khas fasad depannya, memberikan kesan kokoh dan siap tempur.

Dibandingkan dengan rivalnya pada masa itu—seperti Ford F-Series atau Chevrolet C/K—Jeep Gladiator terlihat lebih militeristik, mengingat akar sejarah Jeep yang berasal dari medan perang.

BACA JUGA:Hyundai Santa Fe Calligraphy 1.6 Turbo Hybrid – SUV Premium Rp 900 Jutaan, Layakkah Dimiliki?

BACA JUGA:Yamaha Townmate T50: Bebek Legendaris Tanpa Rantai, Super Irit dan Unik Sepanjang Masa.

Tapi justru di situlah daya tariknya. Gladiator tampil apa adanya, fungsional, dan tidak berlebihan dalam ornamen.

Ia dibuat untuk bertahan, bukan untuk bersolek.

Ada beberapa varian bodi yang ditawarkan: dari versi kabin tunggal (J200 dan J300) hingga versi Wagoneer-based dengan kabin ganda.

Gladiator juga menawarkan berbagai ukuran wheelbase, yang membuatnya fleksibel untuk kebutuhan kerja atau rekreasi.

Performa dan Dapur Pacu

Di balik tampilannya yang gagah, Jeep Gladiator generasi pertama dipersenjatai dengan beberapa pilihan mesin.

Yang paling umum adalah mesin Tornado OHC (Overhead Cam) 230 cu in (3.8 L) inline-six, yang saat itu terbilang modern dan efisien.

Mesin ini menghasilkan tenaga sekitar 140 hp, cukup untuk membawa Gladiator menaklukkan tanjakan terjal maupun jalur off-road berlumpur.

Transmisi manual tiga percepatan menjadi standar, meskipun beberapa model hadir dengan opsi transmisi otomatis.

Sistem penggerak roda belakang (2WD) dan empat roda (4WD) ditawarkan, dengan sistem penggerak empat roda full-time yang kemudian dikembangkan menjadi dasar dari sistem Quadra-Trac legendaris di tahun-tahun berikutnya.

Suspensinya juga tidak main-main. Dengan suspensi independent pada roda depan—fitur langka untuk truk pada masa itu—Gladiator menawarkan kenyamanan lebih dibanding rival-rivalnya.

Sumber: