Otak-Otak : Lezatnya Kuliner Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Otak-Otak : Lezatnya Kuliner Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Rasakan kelezatan otak-otak, camilan tradisional yang tak lekang oleh waktu.-Fhoto: Istimewa-

Di Jakarta dan sekitarnya, otak-otak biasanya disajikan dengan saus kacang manis pedas, dan bentuknya lebih pipih serta panjang.

Di daerah Makassar, otak-otak tidak hanya menggunakan ikan tenggiri, tetapi juga kadang memakai ikan bandeng atau bahkan udang.

BACA JUGA:Tahu Jeletot, Cemilan Pedas Yang Meledak Di Pasar Kuliner Indonesia

BACA JUGA:Ceker Mercon: Kuliner Pedas yang Membakar Lidah dan Menggoyang Selera

Selain bentuk dan rasa, metode pengolahan juga berbeda-beda.

Ada yang membakar otak-otak hingga menghasilkan aroma asap yang khas, ada pula yang lebih memilih metode pengukusan untuk menjaga kelembutan teksturnya.

Di era digital saat ini, otak-otak tidak hanya dijual di pasar tradisional atau kaki lima, tetapi juga merambah pasar online.

Banyak UMKM yang memproduksi otak-otak dalam kemasan beku (frozen food), sehingga bisa dikirim ke berbagai daerah, bahkan ke luar negeri.

Konsumen pun bisa menikmati camilan ini cukup dengan mengukus atau memanggangnya di rumah.

Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, penjualan produk makanan beku termasuk otak-otak meningkat hingga 40% dalam dua tahun terakhir.

Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap makanan tradisional tetap tinggi, terutama sejak masyarakat mulai mencari camilan sehat dan bergizi.

Dibandingkan camilan modern yang cenderung tinggi kalori dan lemak, otak-otak termasuk makanan ringan yang kaya protein dan rendah lemak, terutama bila tidak digoreng. Ikan tenggiri, sebagai bahan utamanya, dikenal memiliki kandungan omega-3 yang baik untuk kesehatan otak dan jantung.

Selain itu, dari sisi ekonomi, otak-otak memberikan peluang usaha yang menjanjikan. Bahan bakunya yang mudah didapat dan proses pembuatannya yang tidak terlalu rumit membuat banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) menjadikan otak-otak sebagai produk unggulan mereka.

Di beberapa daerah, pelatihan pembuatan otak-otak bahkan menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi lokal.

Makanan tradisional seperti otak-otak bukan hanya soal rasa, tetapi juga menyimpan cerita panjang tentang sejarah, budaya, dan identitas bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: