Otak-Otak : Lezatnya Kuliner Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Otak-Otak : Lezatnya Kuliner Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Rasakan kelezatan otak-otak, camilan tradisional yang tak lekang oleh waktu.-Fhoto: Istimewa-

Di tengah derasnya pengaruh budaya luar, mempertahankan kuliner lokal menjadi salah satu cara untuk menjaga jati diri bangsa.

Pakar kuliner dan budaya, William Wongso, menyebut bahwa otak-otak adalah contoh nyata dari bagaimana makanan sederhana bisa menjadi simbol keberagaman Indonesia.

“Dari Palembang ke Bangka, dari Makassar ke Jakarta — satu nama, tapi beragam rasa.

Ini kekayaan kuliner kita yang harus terus dirawat,” ujar William.

Otak-otak membuktikan bahwa makanan tradisional Indonesia tidak kalah dengan kuliner modern, baik dari segi rasa, nilai gizi, maupun daya tarik pasar.

Dengan inovasi kemasan, pemasaran digital, dan dukungan pemerintah terhadap UMKM, otak-otak kini bukan sekadar camilan pinggir jalan, tetapi sudah naik kelas sebagai produk kuliner yang bisa bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Dalam setiap bungkus daun pisang yang dibakar, tersimpan cerita tentang rumah, kampung halaman, dan kekayaan budaya yang tak lekang oleh waktu.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: