Martabak Telur : Cita Rasa Legendaris yang Tak Pernah Pudar

Martabak telur: jajanan malam legendaris yang tak lekang oleh waktu.-Fhoto: Istimewa-
Tidak hanya populer di kalangan lokal, martabak telur juga mulai dikenal luas oleh wisatawan asing yang datang ke Indonesia.
Banyak turis yang penasaran dengan makanan yang dimasak langsung di pinggir jalan ini.
Beberapa restoran Indonesia di luar negeri bahkan mulai memasukkan martabak telur dalam menu mereka, sebagai bagian dari diplomasi kuliner Indonesia ke dunia.
“Martabak telur bisa jadi jembatan budaya. Ini makanan jalanan, tapi punya rasa dan teknik memasak yang kompleks.
Itu yang bikin orang luar negeri juga suka,” kata Chef Wina Nurhayati, pemilik restoran Indonesia di Melbourne, Australia.
Meski popularitasnya tinggi, para pedagang martabak telur juga menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kenaikan harga bahan baku seperti telur dan daging, persaingan dengan makanan cepat saji, hingga isu kesehatan terkait penggunaan minyak goreng berulang.
Namun, semangat para pedagang tetap tinggi. Banyak yang mulai berinovasi dengan menggunakan minyak goreng berkualitas, mengurangi penggunaan MSG, dan menyediakan varian rendah kolesterol.
Pemerintah daerah juga mulai melirik potensi martabak sebagai ikon kuliner lokal. Di beberapa kota, seperti Semarang dan Medan, telah diadakan festival martabak untuk menarik minat wisatawan dan mendorong pertumbuhan UMKM kuliner.
Martabak telur adalah lebih dari sekadar makanan — ia adalah warisan budaya, simbol kreativitas kuliner, dan bukti bahwa makanan tradisional bisa bertahan bahkan di tengah derasnya arus modernisasi.
Di setiap lapisan kulitnya yang renyah dan isian yang gurih, tersimpan kisah panjang tentang adaptasi, inovasi, dan cinta masyarakat Indonesia terhadap makanan yang memanjakan lidah ini.
Selama masih ada wajan panas dan telur segar, tampaknya martabak telur tak akan pernah kehilangan tempat di hati penggemarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: