Apa Itu Burnout Syndrome?

Kamis 02-06-2022,17:29 WIB

Oleh Nadia Azzahra Adinias Salsabila (Mahasiswi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya)

MESKI jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih terkendali, isu seputar Covid-19 dan penyakit yang mengintai para tenaga kesehatan (nakes) ketika memerangi Covid-19 masih patut menjadi perhatian.

Virus Covid-19 sendiri muncul pada penghujung 2019 lalu. Virus SARS CoV 2 yang diketahui pertama kali berasal dari China ini kemudian dikenal dengan sebutan virus Covid-19.

Tak hanya berhenti di China, virus tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh kawasan dunia pada 2020. Indonesia mulai terjamah dengan virus ini pada Maret 2020.

Kurang lebih 2 tahun sudah kita manusia hidup berdampingan dengan musuh umat dunia yakni Covid-19.

Dilansir dari Wikipedia bahwa hingga Januari 2022 virus ini telah menginveksi 437 juta jiwa dan merenggut 5,96 juta korban jiwa di dunia.

Adanya kemunculan virus tersebut membuat seluruh dunia panik. Segala aktivitas harus terhenti sementara dan dikerjakan melalui rumah.

Segala cara dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Mulai dari karantina, lockdown, PSBB, PPKM Level 1, PPKM Level 2, PPKM Level 3 bahkan hingga PPKM Level 4.

Sekolah, pusat perbelanjaan, kantor dan segala tempat umum lainnya terpaksa harus ditutup. Aktivitas rutin harus dilakukan dari jarak jauh di rumah masing-masing.

Di tengah-tengah sepinya tempat-tempat umum terdapat satu tempat yang sangat ramai bahkan digandrungi manusia. Tempat tersebut ialah rumah sakit yang menjadi sasaran empuk seluruh umat manusia dikala kemunculan penyakit ini.

Tenaga kesehatan (nakes) pun ikut terkena imbasnya. Nakes yang biasa disebut sebagai garda terdepan dalam memerangi Covid-19 di dalamnya terlibat dokter, perawat serta bidan.

Adanya pandemi membuat nakes kewalahan menghadapi jutaan pasien Covid-19. Minimnya jumlah nakes menyebabkan ketimpangan dalam melayani pasien.

Seperti yang ada di lapangan yang masih menjadi kendala besar yakni salah satunya jumlah tenaga kesehatan yang belum tersebar dengan merata.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa standar rasio dokter dan juga pasien yang ideal yaitu 1:1000. Namun nyatanya di negeri kita Indonesia hal tersebut hanya ditemukan pada ibu kota saja.

Seperti contohnya di Sulawesi Utara memiliki perbandingan 1:1.679 yang artinya 1 dokter melayani 1.679 pasien.

Tags :
Kategori :

Terkait