Catatan:
Masayu Indriaty Susanto
Tensi politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menghangat. Namun, ada yang menarik dalam proses komunikasi politik yang terjadi. Yaitu manuver yang dilakukan para tokoh politik level “langit” alias level paling atas.
Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dan Megawati Soekarno Putri, Surya Paloh, dan tokoh senior lainnya turun gunung, melakukan lobi politik secara langsung.
Presiden Joko Widodo sudah pula menunjukkan pilihannya melalui sentilan-sentilan politik yang disampaikan langsung ke publik. Jusuf Kalla menggambarkan Pilpres 2024 adalah fase romantisme politik di tanah air.
Diawali dengan Surya Paloh dengan partainya Nasional Demokrat (Nasdem) menggelar rapat kerja nasional yang langsung menghasilkan tiga nama untuk mereka usung sebagai calon presiden: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
Dari tiga nama ini, pilihan utama Nasdem santer dikatakan akan ke Anies Baswedan.
Paloh sendiri menegaskan, partainya hanya akan mengusung sosok capres yang mereka nilai akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Kepada Presiden Jokowi, Paloh bahkan sudah menyodorkan dua nama capres yang disebutkan “Capres Perekat Bangsa”. Yaitu pasangan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Sikap ini banyak dinilai pengamat sebagai simbol jika Paloh ogah ditekan istana dalam menentukan sosok capres. Meski Nasdem terhitung sebagai partai koalisi pemerintah.
Dalam Rakernas Pro Jokowi di Magelang, Mei lalu, Presiden Jokowi memang sempat melontarkan guyonan yang bikin heboh. Dengan mengisyaratkan dukungan menuju ke sosok Ganjar Pranowo sebagai capres. Artinya, ini berbeda dengan sikap Nasdem yang lebih memilih Anies Baswedan.
PDI Perjuangan menyusul menggelar Rakernas, namun sampai even itu berakhir belum juga mengumumkan siapa calon yang bakal diusung pada kontestasi Pilpres 2024.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku, nama yang akan mereka usung adalah mutlak keputusan dirinya sebagai ketua umum partai. Dan dia sudah mengantongi nama “calon raja” (atau ratu?) yang akan diusung partainya. Namun belum mau mengumumkannya.
PDI Perjuangan adalah partai pemenang Pemilu dan satu-satunya partai di parlemen yang memenuhi syarat presidential threshold 20 persen. Jadi, partai berlambang banteng ini bisa mencalonkan capres sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Sudah diketahui umum jika PDI P berhasrat menjadikan puteri mahkota Puan Maharani sebagai capres.Namun, elektabilitas Puan di berbagai survei masih jeblok. Kalah jauh dibandingkan kader PDIP Ganjar Pranowo.