BANYUASIN, PALPOS.ID - Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan di bawah duet kepemimpinan Bupati H. Askolani dan Wabup H. Slamet Soemosentoo dengan program petani bangkitnya dinilai berhasil meningkatkan kinerja pemerintah di bidang komoditas padi dan produksi padi.
Keberhasilan ini menghantarkan Bupati Banyuasin H. Askolani mendapat penghargaan tingkat nasional bidang pertanian. Penghargaan yang membanggakan ini didapat Kabupaten Banyuasin dalam dua kategori yakni kepala daerah dengan kinerja pemerintah daerah terbaik pada komoditas padi tahun 2021 tingkat kabupaten dan H. Askolani mendapat penghargaan sebagai Kepala Daerah dengan capaian produksi padi tertinggi nasional dengan produksi 887.256 ton.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada Bupati Banyuasin H. Askolani, Minggu (14/08/2022). Sebelum penyerahan penghargaan dari Mentan RI, Bupati Banyuasin H. Askolani juga diundang untuk menyaksikan penyerahan penghargaan kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Presiden RI yang memperoleh Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi dari International Rice Research Institute (IRRI) di Istana Presiden Jakarta.
Untuk ketegori, Kepala Daerah Kinerja Pemerintah Daerah terbaik pada komoditas padi tahun 2021 tingkat kabupaten secara nasional, Kabupaten Banyuasin mendapat poin 38,83 berada di posisi 4. Sedangkan posisi pertama didapat Kabupaten Kerawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Marauke dan urutan kelima Kabupaten Subang.
Sedangkan untuk capaian produksi padi tertinggi nasional, Banyuasin berada di nomor 4 nasional dengan total produksi 887.256 ton, nomor urut 1 Kabupaten Indramayu dengan produksi 1.319.624 ton, Kabupaten Kerawang 1.234.134 ton, Kabupaten Subang 959.456 ton dan urutan ke 5 Kabupaten Bone Sulawesi Selatan sebanyak 808.284 ton.
Dengan penghargaan ini, maka memantapkan posisi Kabupaten Banyuasin menjadi satu-satunya Kabupaten di Pulau Sumatera dan di Provinsi Sumsel sebagai kabupaten dengan produksi padi tertinggi dan sekaligus memantapkan diri sebagai daerah lumbung pangan nasional.
Untuk di ketahui, pada tahun 2019 lalu Banyuasin juga berhasil melesat menjadi daerah penghasil gabah terbesar nasional dengan produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton.
"Terima Kasih kepada para petani, para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di berbagai pelosok Kabupaten Banyuasin. Kerja keras kita membuahkan hasil yang membanggakan," kata Bupati Banyuasin H Askolani.
Kabupaten Banyuasin menjadi satu-satunya Kabupaten di Pulau Sumatera dan di Provinsi Sumsel yang masuk 4 besar daerah penghasil beras terbesar di Indonesia merupakan suatu kebanggaan dan sekaligus bentuk pengakuan secara nasional terhadap Kabupaten Banyuasin.
"Keberhasilan ini untuk rakyat Banyuasin khususnya para petani dan kiranya keberhasilan ini menjadi motivasi untuk semakin giat lagi dalam mengolah lahan-lahan pertanian di Kabupaten Banyuasin menjadi lahan yang produktif dan menghasilkan, "katanya.
Melalui program Petani Bangkit, terang Bupati Askolani produksi pertanian masih bisa di tingkatkan dengan membantu petani dengan tetap memberikan bantuan stimulus seperti benih, pupuk, alat mesin pertanian, asuransi pertanian dan dana KUR.
"Komitmen kita hasil produksi pertanian harus terus meningkat dan petani harus sejahterah. Maka kita mendorong Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk terus memberikan perhatiannya berupa bantuan stimulus seperti benih, pupuk, alat mesin pertanian, asuransi pertanian dan dana KUR," harapnya.
Melalui Program Petani Bangkit, lanjut Bupati Askolani, pihaknya membuat 12 gerakan bersama masyarakat diantaranya gerakan menaman sayur (Gertas), Gerakan Masyarakat Ternak Unggas (Gemar Tugas), Gerakan Pengembangan Perikanan Rakyat) (Gerbang Perak), Tanam Buah-buahan (Pulauan Bueh) dan Gerakan Tanam Tanaman Obat dan Rempah (Tobaru).
"Dengan gerakan ini terbukti ampuh membangkitkan perekonomian masyarakat Banyuasin di tengah pandemi, di mana dari hasil BPS ekonomi Banyuasin naik dan angka kemiskinan turun walaupun hanya berapa persen. Sedangkan daerah lain ekonominya banyak yang turun. Maka gerakan ini terus kita bumingkan di tengah-tengah masyarakat melalui camat, kades dan organisasi kemasyarakat lainnya, "tegasnya.
Dalam arahannya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi semua pihak yang sudah berpartisipasi aktif dalam penanganan PMK, peningkatan produksi pertanian ditengah pendemi Covid yang melanda dunia. Namun, Mentan juga mengingatkan agar para peraih penghargaan tidak puas dengan keberhasilan yang telah dicapai.