Sebelumnya aksi penolakan BBM yang dilakukan lebih dari seratus mahasiswa yang tergabung dalam HMI, KMMI, dan PPMI, serta Pemuda Pancasila di DPRD Lubuklinggau sempat diwarnai ketegangan. Pasalnya massa meminta agar ada dialog yang dilakukan di Gedung Paripurna DPRD Lubuklinggau. Sehingga aksi yang mereka lakukan bukan hanya sebatas serimonial semata. Mereka juga ingin DPRD Lubuklinggau benar-benar menyerap aspirasi yang mereka sampaikan.
Dengan alasan khawatir terjadi anarkis, unsur pimpinan DPRD Lubuklinggau, tidak langsung menyambut permintaan massa pengunjuk rasa. Meski koordinator aksi telah menyatakan dan menjamin bahwa mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi dan tidak akan melakukan aksi anarkis.
Massa juga sempat emosi karena tidak langsung mendapatkan sambutan dari DPRD Lubuklinggau, sehingga apa yang disampaikan unsur pimpinan dan anggota DPRD tidak mau didengar oleh massa. Alhasil, DPRD Lubuklinggau akhirnya mau juga menerima aspirasi yang disampaikan mahasiswa di dalam gedung paripurna. Meski suasana sempat sedikit tegang dan memanas.
Pantauan di lapangan, massa yang masuk ke gedung paripurna terlebih dahulu disweeping oleh petugas, sebagai langkah antisipasi ada massa susupan atau masa yang membawa senjata tajam. (*)