PALEMBANG - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Palembang (Pelindo Regional 2 Palembang) melakukan standardisasi dan digitalisasi guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan kepelabuhanan baik ekspor, impor maupun domestik melalui integrasi sistem pelayanan di pelabuhan.
General Manager Pelindo Regional 2 Palembang, Imam Rahmiyadi mengatakan, hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, Pelabuhan Palembang merupakan salah satu dari 14 (empat belas) pelabuhan yang dijadikan percontohan untuk penerapan integrasi pelayanan pelabuhan dengan Instansi Pemerintah.
Digitalisasi serta standardisasi pasca merger Pelindo pada akhir 2021 telah dilakukan peningkatan secara kesisteman dan memberikan dampak positif antara lain peningkatan kecepatan pelayanan behandle petikemas bersama dengan instansi Bea dan Cukai yang semula 10 gerakan menjadi 3 gerakan pelayanan, sehingga mempercepat pelayanan pemeriksaan petikemas di Terminal Petikemas.
“Pelindo melakukan integrasi pelayanan di Pelabuhan dengan Sistem Informasi Standar Pelayanan Kapal dan Barang (INAPORTNET) yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Integrasi yang dimaksud yaitu melalui peningkatan beberapa sistem di antaranya Single Truck Identification Data (STID), Marine Operating System (PHINNISI) dan Sistem Monitoring Tenaga Kerja Bongkar Muat (SIMON TKBM). Sebagai upaya digitalisasilayanan,” jelasnya. (30/9).
Menurutnya peningkatan ketiga sistem digital tersebut dilakukan oleh Regional 2 Palembang dalam rangka memberikan layanan yang cepat, efisien dan bebas pungli yang sejalan dengan strategi pemberantasan korupsi.
Pelindo telah melaksanakan sosialisasi dan uji coba sistem STID dan SIMON TKBM pada 08 September ini, sedangkan untuk sistem PHINNISI di wilayah Palembang perlu diterapkan karena peningkatan jumlah kunjungan kapal pada Agustus 2021 sebanyak 3.550 unit meningkat pada Agustus 2022 sebanyak 3.815 unit. Dengan persentase peningkatan sebesar 7% serta peningkatan jumlah GT kapal Agustus 2021 sebanyak 11.039.507 meningkat pada Agustus 2022 menjadi 12.244.410 dengan persentasi kenaikan 10% dan saat ini dalam proses uji coba dengan pengguna jasa.
“Sistem TID saat ini sudah diterapkan di Terminal Petikemas Palembang sejak tahun 2019, namun pasca merger Pelindo pada tahun 2021 terus dilakukan peningkatan pelayanan sampai dengan tahun 2022 dengan dilakukan update kesisteman sehingga pemilik truk diberikan kemudahan apabila ingin melakukan kegiatan di Pelabuhan lain tidak perlu lagi membuat identitas truk yang baru, karena data truk sudah dikoneksikan ke setiap Pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo melalui STID,” tuturnya.
Sementara SIMON TKBM merupakan sistem baru yang berfungsi sebagai sistem pengawasan kinerja TKBM di Pelabuhan Palembang yang anggotanya berjumlah 1100 orang. Sedangkan sistem PHINNISI adalah sistem baru dalam pelayanan kapal di Pelabuhan, sistem ini bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa dalam melakukan pengajuan pelayanan yang memiliki konektivitas dengan INAPORTNET & pengguna jasa nantinya dapat memonitor pelayanan jasa melalui dashboard yg terdapat dalam sistem PHINNISI yang berbasis web secara langsung.
“Pelindo berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan lebih efisien dan transparan melalui digitalisasi layanan yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya logistik di Pelabuhan,” tuturnya.
Kemajuan digitalisasi dan efisiensi di Pelabuhan merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan oleh Pelindo sebagai Badan Usaha Pelabuhan untuk memudahkan pelayanan, memperpendek waktu layanan, mempercepat proses dan transparansi sehingga pengguna jasa kepelabuhanan dapat lebih mudah melakukan kegiatan di Pelabuhan. (nik/rel)