Bukti kalau tanjak sudah ada sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya bisa dilihat pada sketsa atau lukisan perang Palembang pada tahun 1819-1821.
Peristiwa 4 Syawal atau pengasingan SMB II pada 3 Juli 1821. Perang Jati (Lahat) tahun 1840 an. Perang Gunung Merakso (Lintang) tahun 1845. Perang Besemah tahun 1860.
Pada tahun 1823, Belanda menghapus tanjak dari Kesultanan Palembang Darussalam. Namun penggunaan tanjak masih tetap eksis hingga saat ini, sebagai simbol budaya.
BACA JUGA:Horee..Januari 2023 BNPT dan PKH Tahap 1 Cair Lagi. Ini Jadwal Pencairannya
Tanjak mempunyai syarat
1. Harus terbuat dari bahan kain
2. Berasal dari kain segi empat dan dilipat menjadi segi tiga
3. Tanjak memiliki tapak pada lipatan pertama. Sedangkan lipatan kedua dan seterusnya bernama bengkong.
BACA JUGA:Gak Perlu Ada Acara Besar, Sambal Buncis Khas Palembang Bisa Disantap Kapan Saja...
4. Bagian yang terpenting pada tanjak adalah harus memiliki simpul. Simpul bermakna ikatan pernikahan. Simpul terbagi menjadi dua bagian, kiri dan kanan, menandakan ikatan pernikahan ayah dan ibu. Dari ikatan pernikahan itu terjalin simpul pernikahan yang menandakan asal usul dari mana dia berasal.