PALEMBANG, PALPOS.ID- Setiap bulan Januari, warga Palembang selalu memperingati Pertempuran Lima Hari Lima Malam.
Pertempuran sengit yang terjadi antara warga Palembang dengan Belanda tersebut berlangsung pada 1 Januari 1947. Disebut pertempuran lima hari lima malam, karena terjadi selama lima hari.
Pertempuran ini merupakan perlawanan Tentara Indonesia (TRI) terhadap serangan pasukan Belanda yaitu Netherland Indies Civil Administration (NICA).
Pertempuran ini merupakan perang dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, yang diproklamirkan oleh Ir Sukarno dan Mohammad Hatta, atas nama bangsa Indonesia, pada 17 Agustus 1945.
BACA JUGA:Ini 6 Jenis Motif Songket Palembang. Nomor 5 Motif Paling Unik
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945, dalam perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua.
Pertempuran itu sendiri terjadi selama lima hari berturut-turut, yang dimulai 1 Januari hingga 5 Januari 1947. Pertempuran ini sebagai upaya Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Upaya Belanda untuk kembali menguasai Indonesia ditempuh dengan cara yaitu aksi militer, membentuk negara boneka, dan menjaga agar Indoensia tetap berada di bawah kekuasaan Belanda.
Bagi Belanda, Palembang merupakan wilayah strategis untuk mereka kuasai kembali. Hal itu dikarenakan Palembang memiliki banyak kekayaan alam serta potensi Palembang sebagai pusat pemerintahan.
BACA JUGA:4 Bentuk Tanjak Palembang yang Perlu Kamu Tahu, Ternyata Dulu Pernah Dilarang Belanda
Pertempuran lima hari lima malam ini bagi rakyat Palembang sebagai momentum perjuangan mereka untuk mempertahankan dan memperjuangkan Palembang, agar tidak dijajah kembali oleh Belanda, pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Setelah perang dunia kedua, Belanda melakukan ekspansi ke berbagai wilayah bekas jajahan Jepang di Indonesia, termasuk Palembang, yang berhasil dicapai pada tanggal 12 Oktober 1945 di bawah komando Letnan Jenderal Carmichael bersama para tentara Belanda (NICA).
Pasukan sekutu ini melindungi kedatangan tentara Belanda, yang jumlahnya semakain hari semakin banyak, apalagi saat sekutu meninggalkan Palembang pada Maret 1946, mereka menyerahkan kedudukannya di Kota Palembang kepada tentara Belanda.
BACA JUGA:Waduh, Tahun 2025 Ada 85 Juta Pekerjaan Lenyap. Siap-Siap Ganti Profesi
Konflik terjadi ketika Belanda menginginkan agar Kota Palembang segera dikosongkan, namun permintaan itu ditolak oleh seluruh rakyat Palembang, sehingga berakhir dengan baku tembak pada 1 Januari 1947 di Palembang Ilir, dan menyerang markas Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI) di Jalan Tengkuruk.