Dalam rangka menjaga ketahanan energi di Indonesia, Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan penghentian ekspor listrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Target Indonesia di tahun 2025, energi baru terbarukan mencapai 25% dari total pemakaian energi. Oleh sebab itu, penggunaan energi baru terbarukan harus dioptimalkan di dalam negeri," paparnya.
Tidak hanya itu, Bahlil Lahadalia juga memaparkan peluang investasi dari program hilirisasi sumber daya alam menjadi komoditas bernilai tambah.
"Beberapa program ini antara lain adalah pengolahan nikel menjadi baterai kendaraan listrik, gasifikasi batubara menjadi dimetil eter (DME), pengolahan gas alam menjadi methanol dan pupuk, serta hilirisasi sektor pangan," jelasnya.
BACA JUGA:Babak Baru Pasca Integrasi Dengan SIG, Ini Deretan Pejabat Baru SMBR
Komitmen pemerintah yang mendorong hilirisasi SDA, akan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik. Sejumlah rencana investasi terkait hal ini adalah pembangunan industri baterai terintegrasi oleh LG sebesar USD 9,8 miliar dan CATL sebesar USD 5,2 miliar.
Selain itu, Foxconn juga akan membangun industri baterai dan kendaraan listrik termasuk industri pendukungnya dengan investasi USD 8 miliar.
"Serta Envision/INBC yang membangun Kawasan Industri Net Zero dan industri baterai terintegrasi," ujarnya
Sementara Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, menyatakan pihaknya berkomitmen kuat untuk mendukung pemerintah dalam pengembangan IKN Nusantara, hilirisasi SDA dan optimalisasi energi bersih dan ekonomi hijau.
BACA JUGA:Rejeki, 5 Pelanggan Telkomsel Dapat Mobil Mewah
Melalui Mandiri Investment Forum, Bank Mandiri Group berharap calon investor memperoleh update informasi mengenai peluang investasi di Indonesia dan sederet reformasi kebijakan yang telah diperkenalkan pemerintah untuk menggaet para investor.
"Lewat forum ini, Bank Mandiri Group berkomitmen memberi kontribusi untuk terus memperkuat pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko resesi global," ujar Darmawan.
Dari sisi sustainability, Bank Mandiri sendiri secara konsisten mengembangkan ekosistem pembiayaan berkelanjutan dari hulu ke hilir serta framework ESG yang mengacu pada best practices.
"Pada tahun 2022, pembiayaan hijau Bank Mandiri mencapai sebesar Rp 106 Triliun atau sekitar 11,4% dari portfolio pembiayaan," tuturnya.
BACA JUGA:Digitalisasi Warung, Mitra Bukalapak Bantu Warung Jual Produk Digital
Bank Mandiri juga meluncurkan 241 Smart Branch yang menurunkan carbon footprint dari mobilisasi masyarakat yang dating ke cabang serta inisiatif carbon insetting melalui penanaman mangrove dengan target seluas 500 Ha sampai dengan tahun 2025.