PALEMBANG, PALPOS.ID,-PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) secara konsisten terus memproduksi pupuk bersubsidi untuk kebutuhan petani. Khususnya jelang musim panen yang diperkirakan masuk April 2023 mendatang, PT Pusri Palembang selaku anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) bertanggungjawab memproduksi pupuk dan mendistribusikan hingga ke petani.
Hingga 09 Maret 2023, Pusri telah menyalurkan sebanyak 307.968 ton pupuk urea bersubsidi dan 66.044 ton pupuk NPK bersubsidi, yang total keseluruhan hampir mencapai 400 ribu ton. Jumlah ini setara dengan 69% alokasi sampai dengan Bulan Maret yaitu sebesar 449.444 ton.
Dengan begitu, hingga 09 Maret 2023 untuk stok pupuk urea bersubsidi di Gudang Lini III Pusri yaitu 127.823,445 ton atau setara 182% dan NPK bersubsidi sebesar 37.439,265 ton atau setara 294% dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk selama tiga minggu kedepan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sementara dari sisi stok pupuk bersubsidi secara nasional pada tanggal 9 Maret 2023 tercatat sebesar 912 ribu ton. Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari ketentuan stok minimum sebesar 340 ribu ton.
BACA JUGA:Diskan OKI Perkirakan 35 Pokdakan Terima Hibah Perikanan di Tahun 2024
Direktur Utama (Dirut) Pusri, Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan, dalam pendistribusian pupuk dilaksanakan sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah. “Tidak semua petani berhak mendapatkan pupuk subsidi, karena ada syarat bagi petani untuk mendapatkan pupuk subsidi. Aturan mengenai siapa saja yang berhak mendapatkan pupuk tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 tanggal 06 Juli 2022. Dalam dokumen itu dinyatakan, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi petani harus tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan)," jelas Tri.
BACA JUGA:Percepatan Transformasi Digital, Ini Yang Dilakukan Pemkab Muba Dengan Telkom University
Selain itu lanjut Tri, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada 9 jenis komoditas strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao, dari yang sebelumnya ditujukan untuk sekitar 72 komoditas.“Menjawab tantangan yang akan dihadapi saat ini, kami memaksimalkan kapasitas produksi yaitu sebesar 2,6 juta ton/tahun untuk pabrik urea kami, sedangkan secara total dari seluruh PI Group total produksinya yaitu sebesar 13,5 juta ton/tahun. Sementara kebutuhan subsidi hanya 7,5 juta ton. Artinya masih over, untuk itu kami alihkan untuk pupuk non subsidi, agar petani tidak kekurangan dan produksi terus stabil bahkan meningkat," terang Tri.
BACA JUGA:Polisi Gagalkan Aksi Tawuran, Tiga Remaja di Palembang Diringkus
Untuk menambah kapasitas produksi dalam negeri lanjut Tri, pada Bulan Februari 2023 Jokowi baru saja meresmikan pabrik pupuk NPK milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebesar 500 ribu ton. Di kesempatan yang sama, PIM juga mengoperasikan kembali pabrik PIM 1 dengan kapasitas 570 ribu ton, sekaligus melengkapi pabrik PIM-2 yang juga berkapasitas 570 ribu ton.*