LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID - Lemang, makan tradisional yang berbahan baku beras ketan dan dimasak di dalam tabung bambu muda dengan cara dibakar/panggang dengan api kayu. Lemang ini selain di Sumatera Selatan juga bisa ditemui di beberapa daerah lain di Indonesia.
Masyarakat Sumatera Selatan khususnya di Kota Lubuklinggau pada umumnya menyantap Lemang ini ditemani dengan Sarikaya. Cara memakannya potongan Lemang dicocol dengan Sarikaya.
Namun sebagian orang ada juga yang memakan Lemang dicampur dengan tape atau tapai ketan dan ada banyak cara lagi untuk menikmati Lemang.
Kali ini, palpos.id berkesempatan melihat langsung proses pemasakan lemang, di tempat pembuatan Lemang Ibu Megawati, di Jalan Merbabu RT 02 Kelurahan Karya Bakti Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau.
Pengusaha lemang skala rumahan ini, ternyata sudah melakoni usaha pembuatan dan penjualan Lemang sejak tahun 1973. Dibantu suaminya Bustomi, setiap pagi dimulai sekitar pukul 06.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, Megawati mulai berkutat dengan beras ketan hingga akhirnya menjadi lemang yang disiap dijual.
Proses pembuatan Lemang sendiri, dimulai dengan mencuci dan membersihkan beras ketan. "Beras ketannya harus dicuci sampai bersih, kalau tidak nanti Lemangnya bisa cepat basi," katanya.
Kemudian penyiapan santan kelapa, sebagai campuran atau pengganti air untuk memasak ketan menjadi Lemang. Begitupun dengan bahan-bahan lainnya.
Setelah semua bahan siap, beras ketan dimasukan ke dalam tabung bambu yang sudah lebih dahulu dialasi daun pisang muda. Kemudian tabung yang sudah diisi ketan sebagai bahan dasar pembuat Lemang disusun berjejer di tungku untuk memanggang Lemang.
Tahapan berikutnya, sebelum Lemang dimasak pada kayu bakar, terlebih dahulu ditambahkan dengan santan dan bahan lain sesuai varian rasa. Barulah Lemang siap dipanggang hingga matang.
Lemang produk Megawati ada tiga varian rasa. Pertama Lemang rasa original yakni rasa gurih. Kemudian Lemang varian gula aren yang berada manis. Terakhir Lemang Varian pisang yang rasanya manis gurih dan wangi pisang.
Di Kota Lubuklinggau, Lemang Megawati cukup dikenal. Untuk membeli Lemang produksi Megawati, warga bisa datang langsung ke lapak jualannya di Pasar Inpres. Namun selama bulan Ramadhan, Lapaknya di Pasar Inpres ditutup sementara dan pemasaran Lemang Megawati dialihkan ke Pasar Bedug di Jalan Garuda Kelurahan Pasar Permiri Kecamatan Lubuklinggau Barat II.
Harga jual Lemang, Megawati mematok harga Rp15 ribu perbatang. Harganya cukup terjangkau bahkan bisa dikatakan murah bila dilihat dari proses memasaknya hingga menjadi Lemang yang siap disantap.
Dibandingkan lemang produksi rumahan lain, Lemang produksi Megawati memang lebih gurih. Karena Lemangnya masak merata, tidak seperti lemang lain yang terkadang belum masak sempurna. Rasanyapun lebih nendang dibanding Lemang di tempat lainnya.
Untuk kamu yang dari luar kota dan kebetulan berkunjung ke Lubuklinggau bisa mampir ke Lapak Megawati atau langsung datang ke tempat produksinya.
Setiap hari, produksi Lemang Megawati paling sedikit 10 kg beras ketan. Tetapi pada bulan Ramadhan 1444 H, produksi meningkat dan paling sedikit 40 kg beras ketan baru bisa memenuhi permintaan pelanggan atas Lemang produksinya.
"Kalau hari biasa kita masak seharinya 10 kg, tapi bulan puasa permintaan meningkat setiap hari kita masak 40 kg," pungkasnya.
Produksi Lemang Megawati Terkenal Gurih di Kota Lubuklinggau, Produksi Meningkat Saat Ramadhan
Senin 27-03-2023,21:26 WIB
Editor : Efri
Kategori :