Oleh karena itu, Alfons mengingatkan semua karyawan, nasabah dan pihak terafiliasi Bank Syariah Indonesia untuk menyadari hal ini dan menyiapkan langkah mitigasi.
BACA JUGA:Akses Layanan BSI Tak Kunjung Pulih, Dirut BSI Jamin Data dan Dana Nasabah Aman
BACA JUGA:Waduh! Serangan Siber Ganggu Akses Layanan Bank Syariah Indonesia, Ini yang Dilakukan Pihak BSI...
Bahkan, Alfons Tanujaya menduga kalau pencurian data dilakukan geng hacker LockBit sudah dilakukan sejak libur Lebaran.
Pasalnya data yang dicuri geng hacker lockbit sangat besar, mencapai 1.5 Terabyte atau TB data BSI.
"Dimana, proses pencurian data 1,5 TB membutuhkan waktu panjang. Jika pencurian data dilakukan non stop 24 jam saja dengan kecepatan 25 Mbps, maka membutuhkan waktu enam hari.
Akan tetapi, jika dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kecurigaan korban, diperkirakan waktu dibutuhkan sampai 12 hari. Jadi aksi peretasan diperkirakan terjadi sejak libur Lebaran," tambah Alfons Tanujaya.
BACA JUGA:Wow! Biaya Hotel Pejabat Provinsi Sumatera Selatan Rp5.85 Juta Per Orang Per Malam
Diberitakan Palpos.id sebelumnya, dugaan Bank Syariah Indonesia atau BSI diserang hacker hingga mengalami akses layanan mulai terkuak.
Apalagi setelah geng hacker lockbit 3.0 mengaku bertanggungjawab atas gangguan semua layanan di BSI tersebut.
Hal itu disebar di media sosial oleh akun twitter @darktracer_int. Dimana, hacker lockbit 3.0 mengaku telah mencuri 15 juta data pelanggan BSI.
Selain mencuri belasan juta catatan nasabah dan informais karyawan, hacker lockbit 3.0 juga ancam rilis semua data di web gelap, jika negosiasi dengan BSI gagal.
BACA JUGA:Wacana Bentuk 2 Kota Daerah Otonomi Baru Pemekaran Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulut
‘’Yang benar Geng Ransomware lockbit mengaku bertanggungjawab atas gangguan semua layanan di Bank Syariah Indonesia, dan menyatakan itu akibat serangan mereka.