SILANGIT, PALPOS.ID - Bandara Internasional Silangit, yang kini menjadi salah satu gerbang utama pariwisata Tapanuli Utara, memiliki perjalanan sejarah yang penuh liku dan transformasi.
Dari sebuah desa terpencil, bandara ini telah berkembang menjadi sarana vital dalam menghubungkan wilayah ini dengan dunia internasional, membuka peluang baru dalam industri pariwisata dan pertumbuhan ekonomi.
Pada awalnya, Silangit hanyalah sebuah desa kecil yang terletak di pinggir Danau Toba, Sumatera Utara. Namun, visi untuk mengembangkan potensi wisata Danau Toba dan sekitarnya mendorong pembangunan Bandara Silangit.
BACA JUGA:Tapanuli Utara : Satu-satunya Kabupaten di Indonesia yang Ada Bandara Internasional Silangit
Proses pembangunan bandara ini dimulai pada tahun 1997, dengan konstruksi landasan pacu pertama kali.
Setelah melalui proses yang panjang, Bandara Silangit resmi dibuka sebagai bandara komersial pada tahun 2008.
Ini adalah awal dari transformasi signifikan untuk wilayah tersebut.
Meskipun masih memiliki keterbatasan fasilitas pada awalnya, bandara ini memberikan akses lebih mudah bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pesona Danau Toba dan sekitarnya.
Seiring dengan berkembangnya industri pariwisata di wilayah Danau Toba, permintaan akan konektivitas udara semakin meningkat.
Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk meningkatkan fasilitas Bandara Silangit agar dapat mengakomodasi pertumbuhan tersebut.
BACA JUGA:Tapanuli Utara : Kabupaten yang Menyimpan Rahasia Sumber Daya Alam Luar Biasa
Pada tahun 2017, Bandara Silangit mengalami peningkatan signifikan dengan diberikan status sebagai bandara internasional.
Ini membuka pintu bagi penerbangan internasional langsung, khususnya dari Singapura. Peran bandara ini sebagai pintu gerbang menuju pesona Danau Toba semakin menguat.
Setelah menjadi bandara internasional, Bandara Silangit secara drastis mengubah paradigma pariwisata di Tapanuli Utara.