Bahkan, legenda mencatat bahwa Amangkurat I pernah mengutus pengawalnya, Ki Pranataka, untuk mencari bunga Wijayakusuma yang bisa mengembalikan takhta Amangkurat I.
Meskipun dikenal sebagai tempat ketat dan tertutup, Pulau Nusakambangan memiliki sebagian kawasan yang terbuka untuk pariwisata.
Pedagang dan pemandu wisata di pulau ini adalah para napi yang telah menjalani asimilasi sebelum bebas.
Suvenir khas, seperti kerajinan dan batu akik, dapat ditemukan di sini.
Pantai Cimiring, Pantai Permisan, Goa Ratu, Goa Putri, dan Goa Masigit Selo adalah tempat wisata yang bisa dinikmati oleh pengunjung.
Akses kapal ke pulau ini dari pelabuhan Wijayapura Cilacap menuju Pelabuhan Sodong Nusakambangan hanya memerlukan waktu 15 menit.
Pulau Nusakambangan juga memiliki aktivitas industri penambangan, terutama penambangan kapur. Potensi karst di pulau ini digunakan sebagai bahan baku industri semen. Hasil tambang ini diangkut melalui jalur laut.
5. Pelindung dari Ancaman Tsunami
Pulau Nusakambangan memiliki peran penting sebagai benteng pelindung Kota Cilacap dari potensi ancaman tsunami.
Sebagai bagian dari pesisir selatan Pulau Jawa, potensi tsunami dari zona subduksi adalah risiko nyata.
Namun, pulau ini telah membuktikan kemampuannya mengurangi risiko gelombang laut tinggi dan angin kencang akibat tsunami.
Pulau Nusakambangan terus mengajak kita untuk merenungi sejarah, keunikan alam, dan perannya dalam masyarakat.
Di balik eksotismenya, pulau ini menyimpan cerita-cerita yang mencerminkan sejarah dan keanekaragaman Indonesia. ***