LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID - Antusias masyarakat untuk mencoba naik Inclinator (kereta miring) Bukit Sulap di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Kota Lubuklinggau-Sumatera Selatan (Sumsel), tak terbendung.
Meski baru saja diresmikan oleh Walikota Lubuklinggau H SN Prana Putra Sohe, namun masyarakat sudah antri untuk mencoba naik Inclinator Bukit Sulap.
Bukan hanya warga sekitar yang penasaran untuk mencoba naik Inclinator dan membuktikan keindahan Kota Lubuklinggau dari puncak kawasan TNKS Bukit Sulap.
BACA JUGA:Asyik, Inclinator Bukit Sulap Resmi Dibuka Untuk Umum
Beberapa pendatang dari luar daerah juga ternyata sudah tak ingin penasaran lagi bagaimana rasanya naik Inclinator yang berada di kemiringan 35 derajat tersebut.
Seperti Mei dan teman-temannya, yang sengaja datang dari Palembang untuk mencoba naik Inclinator terpanjang di Indonesia (415 meter).
"Kami tadi ditawari sama sopir travelnya, mau ke Bukit Sulap gak ada Inclinator katanya," ungkap Mei, warga Kalidoni, Palembang ini.
BACA JUGA:Sebelum Dibuka untuk Umum, Inclinator Bukit Sulap Direhab Total
Tawaran tersebut tentu saja langsung diterima Mei dan rekan-rekannya. "Kami sampai ke Linggau ini sore kemarin, rencana mau ke Bengkulu tapi sengaja jalan-jalan dulu ke Linggau dan rencananya besok lanjut jalan-jalan ke Curup setelah itu baru ke Bengkulu," ungkap Mei yang langsung dibenarkan rekan-rekannya.
Setelah naik Inclinator, Mei dan rekan-reknnya dibuat takjub dengan pemandangan Kota Lubuklinggau. "Wah, ternyata bagus ya," ujarnya.
Pantauan Palpos.id dari Inclinator Bukit Sulap, di kawasan TNKS tersebut masih banyak hewan primata yang menjadi keunikan dan hiburan tersendiri bagi pengunjung dikawasan tersebut.
BACA JUGA:Wacana Operasional Inclinator Untuk Umum Dapat Sambutan Positif Masyarakat
Selain itu, tumbuhan monstera atau lebih dikenal dengan sebutan janda bolong juga tumbuh subur di Bukit Sulap. Tentu saja pengunjung hanya bisa memandang dari Inclinator dan tidak diperbolehkan memetik tumbuhan yang sempat trend dan menjadi bunga hias termahal di massanya.
Beberapa spesies tumbuhan liar lainnya yang sudah banyak dibudi dayakan sebagai tanaman hias juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung di Bukit Sulap tersebut. *