Jejak Portugis di Banjarmasin - Perdagangan Termasuk Intrik Politik dan Penyebaran Agama Katolik

Rabu 22-11-2023,15:14 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Meskipun tidak sepenuhnya monopoli, hak-hak ini cukup untuk mengecewakan VOC-Belanda, yang akhirnya berhenti berdagang di Banjarmasin pada tahun 1681.

Dampak Terhadap VOC-Belanda

Keputusan VOC-Belanda untuk berhenti berdagang di Banjarmasin pada tahun 1681 merupakan langkah drastis yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kerusuhan politik yang tak kunjung mereda. 

VOC-Belanda percaya bahwa mereka dapat mengamankan pasokan lada tambahan dari peningkatan produksi di daerah lain seperti Palembang dan Banten.

BACA JUGA:Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah: Eksplorasi Topografi Hingga Keberagaman Budaya

BACA JUGA:Kabar Miliarder dari Desa-Desa Berdaya Tambang di Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah

Perkembangan Agama Katolik di Banjarmasin

Pada masa kekuasaan Sultan Saidillah sekitar tahun 1685, Portugis mengirim seorang pastor bernama Antonio Ventimiglia untuk mengembangkan agama Katolik di wilayah tersebut. 

Jejak perjalanan pastor Ventimiglia dimulai dari Macau pada tanggal 16 Januari 1688, dan pada tanggal 2 Februari 1688, ia tiba di Banjarmasin. 

Misi ini mencakup pengembangan agama Katolik di sepanjang sungai Barito, dengan dukungan dari Sultan Suria Angsa.

Jejak Portugis dan Tokoh Pemimpin

Jenderal Macau seperti Andrea Coelo Viera, Aloysius Francesco Cottigno, dan Kapten Kapal Emmanuelle Araugio Graces, memiliki peran kunci dalam mendukung perjalanan pastor Antonio Ventimiglia ke tanah Borneo. 

BACA JUGA:Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah: Keberagaman Agama dan Pesona Pariwisata

BACA JUGA:Kabupaten Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah: Mengenal Sejarah, Geografi, dan Kondisi Alam

Keterlibatan mereka menciptakan jalinan politik dan ekonomi yang kompleks di Banjarmasin.

Tragedi Kehilangan Pastor Ventimiglia

Kategori :