Jejak Portugis di Banjarmasin - Perdagangan Termasuk Intrik Politik dan Penyebaran Agama Katolik

Jejak Portugis di Banjarmasin - Perdagangan Termasuk Intrik Politik dan Penyebaran Agama Katolik

Jejak Portugis di Banjarmasin - Perdagangan Termasuk Intrik Politik dan Penyebaran Agama Katolik.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

KALIMANTAN TENGAH, PALPOS.ID - Jejak Portugis di Banjarmasin - Perdagangan Termasuk Intrik Politik dan Penyebaran Agama Katolik.

Orang-orang Portugis dari Makau memulai jejak perdagangan mereka di Banjarmasin pada tahun 1679, menghadapi persaingan dengan VOC-Belanda. 

Ambisi mereka ternyata lebih besar daripada yang dibayangkan oleh perusahaan dagang Belanda ini. 

Berawal dari niat untuk mengamankan perdagangan, keterlibatan Portugis justru menjadi bagian dari intrik politik yang mengguncang kekuasaan di Banjarmasin.

BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Alam dan Kemewahan Mall di Kota Palangkaraya Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah

BACA JUGA:Rencana Pembentukan 5 Kabupaten Baru di Provinsi Kalimantan Selatan: Pemekaran dari Kabupaten Kotabaru

Keterlibatan dalam Konflik Politik

Sultan Dipati Anom (Raden Kasuma Lelana) mendapati dirinya terlibat dalam perseteruan internal, ditantang oleh keponakannya, Suria Angsa dan Suria Negara. 

Sebuah aliansi tidak terduga muncul ketika Portugis dari Makau mendukung kedua putra Sultan Ratu Anom dalam pemberontakan melawan Sultan Dipati Anom. 

Dukungan ini menciptakan gejolak politik yang mencapai puncaknya dengan penggulingan Sultan Dipati Anom dan Suria Angsa naik takhta sebagai Sultan.

Monopoli Lada Banjarmasin

Portugis dari Makau tidak hanya terlibat dalam urusan politik, tetapi juga memulai upaya pertama mereka untuk memonopoli produksi lada Banjarmasin. 

BACA JUGA:Sejarah Panjang dan Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah

BACA JUGA:Sampit: Memori Sejarah dan Identitas Kota Strategis di Provinsi Kalimantan Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: