Diketahui bahwa Sumatera Tenggara memiliki potensi sumber daya laut, tambang emas, batu bara, dan sumber daya perkebunan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Wilayah Pantai Barat Sumatera Tenggara, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal, dikenal memiliki potensi sumber daya laut yang melimpah.
Dengan optimalisasi potensi ini, Sumatera Tenggara dapat menjadi lokomotif ekonomi yang memberdayakan masyarakatnya.
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Toba Raya dan Provinsi Tapanuli Rebutan Wilayah Strategis di Sumatera Utara
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi di Pulau Sumatera: Wacana Menjadi Kenyataan?
Meskipun pembentukan Sumatera Tenggara masih dalam wacana, banyak kalangan mendukungnya dengan alasan potensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, tantangan juga muncul, termasuk penentuan waktu yang tepat dan penanganan aspek administratif yang rumit.
Penting untuk mencatat bahwa Sumatera Tenggara masih dalam bentuk wacana, dan belum ada kepastian kapan wacana ini akan diwujudkan menjadi kenyataan.
Namun, berbagai pihak terus memantau perkembangan dan memberikan dukungan agar Sumatera Tenggara bisa segera berkembang menjadi entitas provinsi yang mandiri.
Padang Sidempuan, yang menjadi kandidat ibukota Sumatera Tenggara, menampilkan sejumlah fakta menarik yang membuatnya unik.
Nama Padang Sidempuan berasal dari Bahasa Batak Angkola, yang berarti "hamparan yang luas yang berada di tempat yang tinggi.
Dahulu, kota ini hanya tempat persinggahan pedagang, tetapi seiring waktu, berkembang menjadi kota yang makmur.
Topografi Padang Sidempuan sangat menakjubkan, dengan lembah yang dikelilingi oleh Pegunungan Bukit Barisan.
Pemandangan ini memberikan kesan cekungan yang dikelilingi oleh bukit dan gunung, menciptakan panorama menyerupai danau ketika dilihat dari kejauhan.
Padang Sidempuan juga mencerminkan keragaman etnis dan agama.
Sebagai kota terbesar di Tapanuli, Padang Sidempuan menjadi tempat pertemuan berbagai etnis, termasuk Angkola, Mandailing, Batak Toba, Jawa, dan Minangkabau.