Melaksanakan shalat sunnah Rajab juga disarankan, sebagaimana pendapat Imam al-Ghazali yang menyebutnya sebagai amalan mustahabbah.
Dengan berbagai amalan ini, umat Islam diharapkan dapat menjalani Bulan Rajab dengan penuh keikhlasan, mendapatkan keberkahan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa Rajab, dapat dilaksanakan selama 1 hingga 10 hari, menawarkan keutamaan khusus pada pertengahan bulan, ayyamul bidh.
Rasulullah SAW bersabda; "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan.
Bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu neraka jahanam. Bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga.
Dan apabila puasa 10 hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya." (HR. At-Thabrani).
Niat Puasa Rajab
Dalam menjalankan ibadah puasa, seorang Muslim diwajibkan untuk berniat terlebih dahulu, khususnya puasa Rajab. Lafal niat puasa Rajab dapat diucapkan, "nawaitu shauma ghadin 'an ada’i sunnati Rajaba lillahi ta'ala."
Artinya, "aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT."
Jika belum sempat berniat di malam hari, tetap boleh puasa Rajab asalkan belum makan dan minum sejak Subuh dan wajib berniat sampai sebelum waktu dzuhur tiba.
Niat puasa Rajab di siang hari adalah sebagai berikut,
"Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada'i sunnati Rajaba lillahi ta‘ala,"
yang artinya, "aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT."
Sebagai umat Islam kita wajib memperiapkan diri menyambut Bulan Rajab.
Dengan keutamaan dan amalan-amalan yang dianjurkan, diharapkan umat Islam dapat menjalani bulan ini dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.
Puasa Rajab, sebagai salah satu amalan yang dianjurkan, tidak hanya membawa keberkahan tetapi juga menjadi sarana untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.