PT Pindad dan Konsorsium Roket Nasional bersama-sama melakukan Facility Assessment dan Reverse Engineering di Pusat Riset Teknologi Roket (PRTR) BRIN.
Langkah ini tak hanya mempersiapkan lini produksi secara mandiri, tetapi juga membuka pintu untuk meningkatkan kapasitas produksi roket ini.
Penandatanganan kerjasama lisensi 7 paten teknologi roket RHAN 122B pada 14 Desember 2023 menjadi babak baru.
BACA JUGA:Jawa Barat Dengan Keistimewaan dan Kekayaan Budaya yang Luar Biasa di Indonesia
BACA JUGA:Kota Hujan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Puncaki Daftar Penduduk Terbanyak di Indonesia
Direktur Utama PT Pindad dan Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN bersatu dalam kesepakatan yang akan memperkuat posisi Indonesia dalam kancah teknologi roket.
Saat ini, Korps Marinir menjadi pengguna andal RHAN 122B.
Dengan kendaraan peluncur roket berbasis MLRS seperti RM70 GRAD, MLRS Vampire, dan MLRS Norinco, RHAN 122B telah menjadi andalan dalam memastikan keamanan dan kekuatan militer Indonesia.
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi di Indonesia : Menuju 7 Provinsi Baru yang Lolos Syarat PP 78, Apa Saja ?
Pentingnya roket RHAN 122B tak hanya terlihat dalam pertahanan, tetapi juga dalam keberlanjutan industri.
Dengan kebutuhan mencapai 1,000 roket per tahun, PT Pindad memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan produksi berjalan lancar.
Inilah peluang emas bagi PT Pindad untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga memasuki pangsa pasar ekspor.
BACA JUGA:Kisah Jip Willys yang Melegenda dan Mobil SUV Paling Ikonik di Dunia
BACA JUGA:Ada Alasan Strategis PT Pindad dalam Membuat Kendaraan Militer Maung 4x4
Harapan PT Pindad tak hanya sebatas pada keberhasilan teknologi RHAN 122B sebagai pengganti roket GRAD yang selama ini masih diimpor.