Tantangan Citra Prabowo: Gemoy atau Emosional Sejati?
Dalam beberapa tahun terakhir, Prabowo Subianto telah berhasil membangun citra 'gemoy', yaitu sosok yang percaya diri dan karismatik.
BACA JUGA:DPD Persaudaraan 98 Sumsel Bakal Dilantik dan Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran
BACA JUGA:Hadiri Konsolidasi di Prabumulih, Mawardi Yahya Optimis Prabowo-Gibran Menang 65 Persen di Sumsel
Akan tetapi, insiden debat ketiga Pilpres 2024 telah mengekspos sisi lain dari citra tersebut.
Hendri Satrio menilai bahwa Prabowo sekarang dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan citra positifnya.
"Apakah ini hanya blunder biasa atau pertanda bahwa citra Prabowo yang selama ini dibangun sebagai sosok 'gemoy' sebenarnya adalah topeng belaka? Ini adalah pertanyaan besar yang mungkin akan memengaruhi persepsi masyarakat terhadapnya," ujar Hendri.
Pertanyaan ini menjadi krusial karena Prabowo sedang dalam perlombaan sengit untuk memenangkan kepercayaan masyarakat di Pilpres mendatang.
BACA JUGA:Prabowo Subianto Perkuat Kampanye di Kabupaten Tasikmalaya dengan Janji Pemekaran Daerah
BACA JUGA:Targetkan Prabowo - Gibran Menang Satu Putaran
Dengan serangkaian debat yang menjadi momen krusial bagi setiap calon presiden, sikap dan respons Prabowo terhadap tekanan menjadi penentu penting dalam perjalanan kampanyenya.
Kepercayaan Diri Berlebihan: Ancaman atau Keuntungan?
Kepercayaan diri yang terlalu tinggi bisa menjadi dua mata pisau. Di satu sisi, dapat memberikan daya tarik dan keyakinan pada pendukungnya.
Namun, di sisi lain, kesombongan tersebut dapat mengakibatkan ketidakpuasan masyarakat dan menggerus dukungan.
Hendri Satrio menyoroti bahwa Prabowo terlihat terlalu percaya diri akan kemenangan di Pilpres 2024, dan sikap ini mungkin mempengaruhi hubungannya dengan pemilih.
BACA JUGA:TKD Prabowo-Gibran KIM Kabupaten OKI Optimis Menang Satu Putaran