Fenomena 'Haji Gusuran'
Fenomena unik yang dikenal sebagai 'Haji Gusuran' melibatkan penggusuran tanah dan perkebunan untuk pembangunan industri atau perumahan.
Dengan kompensasi yang didapat, banyak warga memilih untuk berangkat ke Makkah menunaikan ibadah haji.
Fenomena ini tidak hanya menjadi bagian dari narasi sosial dan ekonomi lokal tetapi juga mencerminkan pengorbanan dan prioritas dalam kehidupan masyarakat.
BACA JUGA:Kawasan Tangerang Raya di Banten Terus Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
BACA JUGA:Kawasan Tangerang Raya di Banten Menuju Era Baru: Pemekaran Kabupaten dan Kota Baru
Keunikan Kuliner Kabupaten Tangerang
Menggali kekayaan kuliner Kabupaten Tangerang menjadi petualangan tersendiri.
Mulai dari kue Doko, varian dodol dibungkus daun pisang, hingga Rangining, camilan dari singkong, dan Petis Gori, buah nangka muda dicocol dengan garam dan cabai tumbuk.
Setiap hidangan mencerminkan warisan kulinernya yang kaya dan beragam.
Budaya 'Ngabesan'
Tradisi 'ngabesan' dalam acara pernikahan menjadi keunikan lain yang mencuri perhatian di Kabupaten Tangerang.
BACA JUGA:Rencana Pemekaran Kabupaten Tangerang di Provinsi Banten: Menuju Pembentukan Provinsi Tangerang Raya
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Tangerang Raya: Rencana Besar Provinsi Banten Menggema di Indonesia
Pemelai pria diantar ke rumah mempelai wanita dengan konvoi keluarga dan tetangga dalam jumlah besar, bahkan menyewa bus dan membawa puluhan kendaraan roda dua dan empat.
Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual pernikahan, tetapi juga upaya untuk menegaskan persaudaraan dan kekompakan antara kedua keluarga.